Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Tujuh Belas Tahun Lalu

22 Desember 2020   18:21 Diperbarui: 22 Desember 2020   21:54 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bangunan tua (sumber gambar: pixabay.com)

Saat Mak Ijah berkisah, aku memilih diam sambil mendorong gerobak. Saat aku pamit, Mak Ijah menatapku lekat. Mata itu mencari tahu, melampau lesatan waktu yang telah berlalu.

"Mak agak ragu. Bukannya kau..."

Tak kubiarkan Mak Ijah mengulang kisah peristiwa tujuh belas tahun lalu. Ketika kobaran api tak hanya melahap seisi rumah, juga ayah, ibu, dan dua adikku. Malam itu, aku tidak tidur di rumah. Tapi, menginap di rumah temanku. Anak Mak Ijah adalah temanku.

"Mak mau menjadi ibuku?"

Curup, 22. 12.2020

zaldychan

[ditulis untuk Kompasiana]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun