"Nanti aja. Nisa sholat dulu, ya?"
Anggukkan pelan hadir sebagai jawaban. Kutinggalkan gadismu di kamar.
***
Jelang pukul tujuh. Gadis kecilmu telah berdiri di pintu kamar. Sudah rapi berpakaian sekolah. Tak perlu bersuara, aku mengerti. Itu adalah tanda untukku bersiap pergi..
"Berangkat sekarang?"
"Iya."
"Obat batuk udah diminum?"
"Sudah! Ayah malam tadi gak tidur, kan?"
"Hah?"
Tanpa aba-aba, dan tak bersuara. Tubuh gadis kecilmu bergerak ke arahku, segera memelukku. Tak ada yang bisa kulakukan. Hanya diam dan menunggu.
Hari kemarin, juga pagi ini. Dua kali, kudapatkan pelukan gadis kecilmu. Hal yang mulai langka kudapatkan. Menginjak angka sebelas usianya.