Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menghapus Jejak Langkah

14 November 2019   13:56 Diperbarui: 14 November 2019   15:04 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

"Ini! Rezeki debay!"

"Alhamdulillah!"

Wajah sumringah menyambutku. Kartu wesel, sudah berpindah tangan. Sekilas Andini menatap jumlah angka yang tertera. Dan, segera memelukku. Tangannya mengajak tanganku membelai perutnya yang semakin membesar.

"Limabelas ribu!"

"Wajib Bersyukur, Mas!"

"Iya! Hamdallah."  

***

Bagi para pujangga. Hujan bulan nopember, adalah panggilan jiwa. Yang mengajak imajinasi, mengembara menaklukkan keindahan bunyi tetesan air hujan dan dinginnya cuaca yang dihadirkan.

Namun bagi pasangan muda yang baru menjadi orangtua, adalah suatu ujian. Musim hujan adalah perjuangan. Menyiasati keterbatasan cahaya matahari, agar pakaian bayi segera kering dan dapat digunakan lagi.

Dan, di antara jeda-jeda perjuangan itu, ada ruang-ruang kosong yang terus diisi dengan kehangatan. Jeritan tangis bayi, dan jeritan hati. Mengikat dan merperkuat rasa dan asa dalam penjara suci. Cinta.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun