"Ini! Rezeki debay!"
"Alhamdulillah!"
Wajah sumringah menyambutku. Kartu wesel, sudah berpindah tangan. Sekilas Andini menatap jumlah angka yang tertera. Dan, segera memelukku. Tangannya mengajak tanganku membelai perutnya yang semakin membesar.
"Limabelas ribu!"
"Wajib Bersyukur, Mas!"
"Iya! Hamdallah." Â
***
Bagi para pujangga. Hujan bulan nopember, adalah panggilan jiwa. Yang mengajak imajinasi, mengembara menaklukkan keindahan bunyi tetesan air hujan dan dinginnya cuaca yang dihadirkan.
Namun bagi pasangan muda yang baru menjadi orangtua, adalah suatu ujian. Musim hujan adalah perjuangan. Menyiasati keterbatasan cahaya matahari, agar pakaian bayi segera kering dan dapat digunakan lagi.
Dan, di antara jeda-jeda perjuangan itu, ada ruang-ruang kosong yang terus diisi dengan kehangatan. Jeritan tangis bayi, dan jeritan hati. Mengikat dan merperkuat rasa dan asa dalam penjara suci. Cinta.
***