Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ketika Peluru Kata-kata Menerjang Bilik Air Mata

20 Agustus 2019   21:27 Diperbarui: 20 Agustus 2019   21:28 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

peristiwa terjatuh dari saku baju yang terbiar lusuh. tergeletak tak berdaya ditindas ribuan jejak prasangka, dan lontaran purba dari belantara kata-kata.

anak-anak peristiwa berpacu dengan waktu. hanya berbelacu, terburu menyiangi tubuh yang terlanjur kumuh. meredam sedu sedan kisruh, yang menjamur di tonggak nyaris rubuh.

bening cahaya mentari pagi, terdampar hening di tepian laut mimpi. menyesapi partitur ganjil dari riak-riak sepi, yang menyusup perih di antara pilihan-pilihan hati.

kegelapan malam, tak sungkan menyibak kekejaman prasangka. pun tak mampu mengenggelamkan armada kata-kata. hanya diam, menunggu resah tak lagi hitam.

peristiwa tak lagi berselimut luka, rasa tak pernah lagi berakal asa. ketika peluru kata-kata menerjang bilik airmata.

Curup, 20.08.2019
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun