Jalan sunyi Kompasiana menghapus keterbatasan jarak, ruang dan waktu. Para penulis di kanal fiksi, mengubah komunikasi dan interaksi sunyi menjadi aksi bersama. Kukira bukan yang pertama.
"Puisi Berbalas" menjadi pemintas jalan yang lugas. Digagas awal oleh  Mbak Anis Hidayati, didampingi Pakdhe Ropingi, dihimpun oleh Mbak Zahrotul Mujahidah, Mbak Ecy dan Mas Bryan Jati Pratama yang kuanggap sebagai dokter, bidan dan perawat.
Maka lahirlah Aksi bersama 26 Kompasianers berbentuk buku Antologi Puisi Berbalas. Melibatkan nama beken di kanal fiksi Kompasiana. Di antaranya Mbak Lilik Fatimah Azzahrah, Bang Rifan Nazif, Kang Marakara, Mas Syahrul Chelsky, Mas Ikhlas (Julak Anum), Mbak Swarna hati serta Mbak Niek Ummu el Hakim.
Salam hormat dan tahniah untuk penggagas serta semua pribadi yang terlibat di karya bersama itu. Mampu meretas jalan sunyi puisi menjadi ruang-ruang kreativitas baru. Menyintas keterbatasan jarak, ruang dan waktu. Bukan berwujud komunikasi bisu yang pedas dan cadas. Tapi berbentuk "Antologi Puisi Berbalas".
Tak mungkin berwujud buku, tanpa Kompasiana sebagai rumah bersama. Pun sebagai titik temu sekaligus pemacu terhimpunnya karya-karya itu.
Terima kasihku untuk semua teman-teman dan Kompasiana! Hayuk salaman...
Curup, 03.07.2019
[ditulis untuk Kompasiana]
Taman Baca:
whiteboardjournal.com
library.uinsby.ac.id
id.wikipedia.org/wiki/Hannah_Arendt