aku pernah menjumput dulu, tapi kutemukan rindu. aku pun pernah menjemput nanti, dan kutemukan mimpi.
hingga kutelusuri kini mengeja pusaran hati, dan aku mengerti. matahari pun tak mampu, menyatukan mimpi dan rindu.
aku ingin mengajakmu mereguk secangkir ketenangan hari, di balik bayang-bayang rimbunan patahan hati. tidak sekarang atau lusa nanti.
mungkin pada satu waktu, ketika hitungan hari terhenti mengeja tunggu.
aku tahu, rindu tak mampu menghentikan waktu. namun waktu mampu mematikan rindu. kau tak tahu?
biarlah! kau tersimpan di bibir secangkir rasa tanpa kata. saat kureguk tetes terakhir asa menyapa lupa.
selamat tinggal, luka!
kau kembali kutemui, sesaat menjelang senja.
Curup, 30.06.2019
zaldychan