Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

NIK | "Unforgettable Moment" [6]

24 Juni 2019   08:15 Diperbarui: 24 Juni 2019   08:18 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Kuucap dan bertukar salam. Kepulan asap rokok penuhi ruangan. Akibat lima orang mahasiswa berkumpul. Jalani perjuangan akhir. Tuntaskan skripsi. Gelas berkopi tak lagi utuh. Pipinx, Ajo dan Codoik di hadapan komputer. Ayang membaca buku referensi. Maknen tuan rumah sedang menonton televisi. Tertawa melihatku.

"Wah! Pulang ngapel, basah kuyup!"

"Disuruh Nunik ngepel! Pinjam baju, ya?"

"Silahkan cari sendiri, Pejuang cinta!"

"Diam!"

Tawa penuhi ruangan. Aku segera ke dalam. Bertukar baju. Kuracik segelas kopi, segera duduk di sebelah Maknen. Kunyalakan rokokku. Maknen menepuk bahuku.

"Selamat! minggu depan ujian, kan?"

"Iya. Ucapan itu, di tunda minggu depan aja!"

"Oh! Artinya malam ini ucapan selamat susah!"

"Haha..."

"Apa tanggapan Nunik?"

"Tentang?"

"Lah? Nunik sudah tahu, kan?"

"Sudah!"

"Tanggapan Nunik?"

"Bilang hamdallah."

"Cuma itu?"

"Juga doa. Semoga pemilik rental, bisa bereskan skripsi dan segera ujian!"

"Pasti bohong!"

"Iya!"

Plak! Aku tertawa. Lagi, tepukan Maknen kudapatkan. Kugeser kursi, duduk di sisi Pipinx. Kubaca ketikan di layar monitor. Pipinxs berhenti. Mata penuh selidik menatapku.


"Aman, kan?"

"Yup! Ini Bab empat?"

"Masih kurang data. Mesti ke Padang Panjang lagi!"

"Hari minggu kita pulang!"

"Mpunx ikut?"

"Iya! Minta doa ke Ayah dan Ibu!"

"Besok?"

"Ada janji ke Nunik."

"Coba Mpuanx baca!"


Aku dan Pipinx bertukar posisi. Kubaca dari awal. Karena jurusan sejarah, skripsi Pipinx tentang sejarah pendidikan. Almamaterku juga Pipinxs dijadikan objek penelitian. Maka aku berfungsi sebagai narasumber tak resmi.

Lewati jam duabelas tengah malam. Titik jenuh muncul. Tak lagi ada aktivitas di komputer. Lima pasang mata serius ke arah televisi. Aku duduk diam. Bersandar di dekat pintu, menikmati rokokku. Ayang berdiri, duduk disebelahku.


"Ada masalah?"

"Gak!"

"Kenapa diam?"

"Tadi kedinginan. Kini kelaparan!"

"Masak mie?"

"Setujuuu!"


Tak sempat kujawab ajakan Ayang. Koor paduan suara dadakan, terdengar dari arah televisi. Tak perlu komando, semua kumpulkan duit. Berbagi tugas. Aku dan Ayang urusan masak. Ajo dan Pipinx membeli mie. Maknen dan Codoik kebagian cuci piring. Ajo memandangku.


"Mie beli berapa?"

"Secukup duit! Jangan lupa kerupuk!"

"Bersisa banyak!"

"Rokok?"

"Bisa dua bungkus. Masih sisa!"

"Beli kartu koa sepasang!"

"Hah?"

"Atau kartu remi?"

"Terserah..."

"Koa aja!"

Keputusan sudah diambil. Tak ada bantahan. Aku tersenyum acungkan jempol. Ajo garuk kepala. Menarik tangan Pipinx segera pergi. Codoik menatapku.

"Mpuanx main, kan?"

"Kalau ada lawan!"

"Sombong!"

"Haha..."

"Sampai pagi?"

"Jam dua! Besok ada janji ke Nunik!"

Aku ke dapur menyusul Ayang. Aku mengerti arah pertanyaan Codoik. Dua bulan tekuni skripsi. Aku minim interaksi walau tak satu fakultas. Tapi bertahun tinggal di rumah kost yang sama. Membentuk ikatan emosional unik. Untuk hargai perbedaan dan kekurangan masing-masing.


Kupahami. Satu perjuangan, tak harus satu perjalanan. Pun tak mesti, lewati jalan yang sama. Entahlah! Aku mengingatmu. Mengurai perjalanan rasa dan asaku. Bersamamu.

#Nik

#GetMarried #PowerofLove #BecauseofYou #SayLovewithLetter #LoveJustaintEnough #BorntoFight #ThereisaWay #SpeakYourMind

zaldychan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun