Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

NIK | "There is a Way" [5]

10 Mei 2019   06:15 Diperbarui: 10 Mei 2019   06:20 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by. pixabay.com

Adzan isya sudah sejak tadi. Hujan belum reda. Aku duduk di beranda. Menghirup asap rokokku. Gelas berkopi bersisa setengah di atas meja. Kau duduk di sisiku. Dari tadi, sambil bekerja memasang kacing baju order jahitanmu.

Kudengar ceritamu. Tentang kuliah, tugas kuliahmu juga orderan jahitmu. Kusimak alur kisahmu, kunikmati perubahan raut wajahmu. Sesekali tersenyum. Hingga kau hentikan bicaramu.

"Kenapa Mas diam?"

"Hah?"

"Tak ada komentar?"

"Haha..."

"Kok ketawa?"

"Ingin dikomentari?"

"Iya! Dari tadi Nik cerita. Malah diam!"

"Bukan diam. Mas dengar!"

"Iya. Tapi..."

"Mas ada usul, bukan komentar!"

"Apa?"

"Kalau pasang kancing baju. Jangan pakai mesin. Susah!"

"Haha..."


Kau raih gelas kopiku. Kau reguk sedikit dan kau serahkan padaku. Kuambil dan kutaruh kembali di meja. Ada kerutan di dahimu. Aku tersenyum kemudian tertawa. Kau menatapku.


"Kenapa?"

"Mas ingat. Pernah bantu Nik memasang kancing waktu itu!"

"Haha..."

"Ada lagi? Sini Mas bantu!"

"Ada! Tapi gak usah!"

"Lah?"

"Mas bantu patahkan jarum!"

"Cuma dua, kan?"

"Empat!"

"Kan bajunya dua? Masing-masing baju. Jatahnya dua jarum!"

"Haha..."


Aku ingat. Saat itu sore, sehari jelang idul adha. Aku tak tahu, kau sibuk selesaikan jahitan. Dua baju orderan dosenmu. Sore itu harus diantar. Aku datang. Kau temui aku sambil membawa baju. Karena terburu waktu, aku coba bantu. Yang aku bisa memasang kancing. Kau sibuk membersihkan benang sisa jahitan.


Tak sebanding! Segelas kopi, dua baju terpasang kancing. Empat jarum patah. Tapi kau dan aku, jadi korban candaan ibu kost dan teman-temanmu. Aku tahu, kau bisa lakukan sendiri. Mungkin lebih cepat, jika aku tak datang.


Dan, jelang maghrib. Dengan langkah terburu. Berdua ke rumah dosenmu. Antarkan baju. Tak ada orang. Menunggu di depan rumah dosen hingga usai maghrib. Saat itu, usai senja. Berdua, menikmati suara takbiran idul adha. Ingatanku terulang. Malam itu.

"Nik gak capek?"

"Capek apa?"

"Terima jahitan terus?"

"Kan, dapat duit?"

"Iya. Kalau suka. Lakukan aja!"


Aku tersenyum. Meraih kopi habiskan isinya. Hujan takkan reda. Aku musti bersiap pulang. Kau sudah hafal tabiatku.


"Mas mau pulang?"

"Iya."

"Masih hujan!"

"Nunggu berhenti. Bisa sampai malam. Susah cari angkot!"

"Bawa payung Nunik?"

Kau tertawa. Sadar, tawaranmu tentang payung akan kuabaikan. Aku tersenyum. Kemudian berdiri menatapmu. Kuusap pelan kepalamu.

"Salam sama ibu kost!"

"Iya."

"Temanmu gak usah!"

"Haha..."

"Moler masih sakit?"

"Masih."

"Salam juga! Ucapan dari Mas, semoga cepat sembuh!"

"Haha..."

"Hari minggu Mas jemput!"

"Jam delapan?"

"Iya. Kalau Mas bangun cepat!"

"Haha..."

"Gak usah antar ke pagar! Hujan!"

"Iya."

"Nanti sakit. Gak jadi pergi!"

"Iya!"

"Kalau Nunik gak jadi pergi. mas juga gak pergi!"

"Hah!"


Aku tertawa. Sekali lagi, kuusap kepalamu. Berbalik badan menembus hujan. Pulang. Di rumah. Sudah menunggu cucian.

#Nik

#GetMarried #PowerofLove #BecauseofYou #SayLovewithLetter #LoveJustaintEnough #Borntofight

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun