Hari itu pagi. Jelang jam delapan. Aku sudah masuki pagar kosmu. Moler tak menjemputku. Ibu kost melihatku dari jendela. Tersenyum, kuucap salam. Usai memintaku duduk, Ibu kost hilang dari jendela. Tak menemuiku. Tapi kau keluar dari pintu. Sudah rapi. Duduk di sisiku.
"Dari mana?"
"Rumah!"
"Hah!"
"Ikut aku ngampus di Unand, mau?"
"Sebentar!"
Kau berdiri. Segera lenyap ke balik pintu. Pagi itu, pertengahan februari 1998. Mentari menyapa ramah dan cerah. Tak lama, kau kembali. Aku tersenyum melihat kopi bergelas sudah di tanganmu. Kau suguhkan, di hadap dudukku. Kembali masuk, dan keluar lagi melalui pintu. Dengan asbak dan kotak kecil berwarna biru. Kau buka, Isinya roti. Kau duduk lagi. Di sisiku lagi. Tersenyum lagi.
"Minum dulu!"
"Masih panas, kan?"
"Gak! Nik campur air dingin."
Kuraih gelasku dan kureguk isinya. Hangat. Kuhidupkan rokok. Kau diam melihatku. Senyummu tak hilang.