Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Memetik Sketsa-Sketsa Suram

12 Maret 2019   21:31 Diperbarui: 12 Maret 2019   21:39 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by : pixabay.com

kau lelah memangku ingin, saat rekah-rekah anak langit memanggil angin. paduan bunyi menghempas awan-awan, segera gugurkan butir-butir hujan. kau masih saja berkutat di sudut-sudut malam, memetik sketsa-sketsa suram.

menjadi luar biasa, bukan tiba-tiba. tak pula sekerlip mata. akan ada rasa, sajikan bekas luka-luka. juga asa yang bersenda dengan sekujur duka. kau lupa?

tangan dipangku, kaki mencengkram. kepala bergelantungan, hujamkan suara-suara mencekam. pantulan bunyi, paparkan risau-risau nyeri. menitip ngeri,  nada kematian-kematian sepi.

tarianmu mengacak rasa dan asa. bergelombang menyerupai samudera. dan, terpelanting dari daratan mimpi. serak berteriak, ibakan hati anak negeri. kau terlupa?

taringmu tak lagi bersimbah darah, tapi bernanah. berjejak di setiap jengkal malam, merajam silam. kau pergi, saat matahari kembali.

Curup, 12.03.2019
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun