Mohon tunggu...
Zakarias Wahyu
Zakarias Wahyu Mohon Tunggu... Lainnya - zacharia

saya buat cerpen hanya untuk tugas B.Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sebut Apa Sajalah

25 November 2020   09:56 Diperbarui: 25 November 2020   10:01 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kupacu kuda besiku ke arah Cak Mat biasa mangkal. Kuharap Seno masih berada di sana, aku mau minta maaf. Setelah sampai, aku celingukan mencari batang hidung Seno Raharjo. Kutemukan ia sedang makan semangkok bakso di bawah pohon mangga. Aku sudah berlatih sedari tadi di motor, mencoba menemukan formula yang tepat bagaimana caranya meminta maaf dengan tepat.

"Apa? Kowe mau minta maaf sama aku?" Belum sempat aku menyapanya, ia malah sudah terlebih dulu menyerangku.

"E... iya sen. Aku minta maaf ya."

"Wes rapopo, sini makan bakso. Cak, bakso satu lagi pake bihun ya! Oh iya, jangan pake seledri," teriaknya kepada Cak Mat.

"Ke oke," sahut Cak Mat dengan dialek Madura-nya

"Makasih ya," kataku sembari menyingkirkan mangkok bakso yang sudah kosong ke samping.


"Iya. Aku kasian sama kamu, Wan. Mosok harus ngobrol terus sama Bayu. Nggilani"

"Halah, bilang aja kamu kangen aku to? Hahahaha."

"Sedikit, hehe."

Kami akhirnya kembali mengaitkan tali pertemanan. Kami pun berjanji satu sama lain agar kejadian ini takkan terulang. Kami berpelukan di bawah pohon mangga yang teduh itu. "Ladalah, cah bocah ganteng kayak kalian kok ternyata ndak mal normal," ucap Cak Mat yang menyadarkan kami bahwa kami telah berpelukan. Cepat-cepat kami lepaskan pelukan, dan langsung pergi begitu saja. "Woi, belum yar bayar!" teriak Cak Mat. "Biasa cak, utang dulu!"

Aku semakin dekat dengan Sulastri. Kami sering pergi ke toko buku untuk membeli beberapa buku atau hanya sekedar mampir melihat-lihat. Sampai suatu ketika saat kami ingin menuju toko buku selepas pulang sekolah, hujan tiba-tiba datang menghampiri. Aku lupa tak membawa mantel. Kubelokkan laju motorku di persimpangan jalan menuju ke rumahku. Niatku hanya sekedar berteduh di rumah karena kulihat Sulastri sudah basah kuyup dan tasnya yang sudah basah sejadi-jadinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun