selamat malam, hujan!
masih patutkah kuhitung rinaimu
tatkala kau tiba-tiba reda
menyekap beribu kata, dan aku tercekat
padahal sajak belumlah lahir dari rahim senja
Â
denting suaramu yang perlahan lesap
menyisakan setangkai sunyi ditepian waktu
kau tinggalkan cemas pada ranting-ranting puisi
pintaku tak perlu terburu berkemas, tetaplah menderas
menderaslah menyusuri sungai kecil dipelupuk mata
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!