Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen dari Bob Brandon

19 Oktober 2019   10:43 Diperbarui: 19 Oktober 2019   11:15 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bob Brandon," Sahut Mas Isman. "Ini surat dari keluarganya. Sekitar seminggu lalu ia tewas dalam kecelakaan lalu lintas."

Saya tahu, Bob Brandon termasuk pengarang remaja yang sudah senior. Seangkatan dengan saya. Cerpennya masih sering muncul di majalah Gaya. Walaupun tidak sesering dulu. Mungkin cerpen-cerpennya terlalu berat dan terkesan lambat. Sementara penikmat cerpen saat ini lebih sering membaca cerpen yang ringan dan lincah gaya bahasanya.

"Sudah kirim surat turut berduka cita?" tanyaku.

"Sudah. Malah edisi yang akan datang kita akan muat ucapan belasukawa."

"Ya ya ya."

"Saya pernah terima naskahnya. Bob Brondon selalu  mengirim cerpen langsung ke saya. Pakai kilat khusus," kata Mas Isman kemudian.


Saya masih termangu-mangu.

"Itulah yang saya pikirkan, Gam. Setelah saya tadi nenbaca naskah Bob Brandon itu, yah, ternyata tidak cocok lagi dengan majalah kita sekarang. Bahasanya terlalu berat. Pembaca kita mengantuk membacanya."

"Jadi, Mas akan mengembalikannya."

"Mau dikembalikan kemana?"

Saya tersenyum.
Sebelum Mas Isman kembali ke  mejanya, ia berkata, "masih banyak naskah cerita yang ada di tangan saya. Biarlah saya yang membacaya, kalau ada yang bagus dan layak muat, nanti saya berikan padamu. "
 
*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun