Mohon tunggu...
Zainal Mustofa Misri
Zainal Mustofa Misri Mohon Tunggu... Konten Kreator, Aktivis Sosial

Dari sudut-sudut kabupaten Serang, Banten bermuara disini | Pemantau Tipikor | Independent | Transparan | Faktual | Jurnal | News | Opini | Cerita | Desas Desus | Fakta | Sisi Gelap | Info A1 | Kritis | Tajam | Ilmiah | Populer | Terkini |

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menyibak Sejarah Kereta Api Jakarta-Anyer: Jejak Ambisi Kolonial dalam Staatsblad 1896

15 Februari 2025   22:57 Diperbarui: 6 Maret 2025   02:07 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya, saya pernah menulis tentang kondisi terkini Stasiun Anyer Kidul dalam artikel berjudul "Pesona Desa Cikoneng Part II : Mengintip Stasiun Anyer Kidul Diujung Barat Pulau Jawa @KompasianaDESA".

Artikel tersebut menggambarkan bagaimana stasiun yang dulunya ramai ini kini terbengkalai dan menjadi saksi bisu sejarah panjang perkeretaapian di Indonesia. Namun, tahukah Anda bahwa jejak sejarah kereta api Jakarta-Anyer tidak hanya tersimpan dalam bangunan stasiun yang usang?

Di balik ramainya lalu lintas Jakarta dan keindahan pantai Anyer, tersimpan kisah panjang pembangunan infrastruktur di era kolonial Belanda. Jejak sejarah ini terekam dengan jelas dalam lembaran negara Staatsblad van Nederlandsch-Indi No. 135 tahun 1896, sebuah dokumen penting yang mengungkap alokasi dana untuk proyek kereta api Jakarta-Anyer.

Cover buku staatblads (sumber: Perpustakaan Arsip Nasioanl RI)
Cover buku staatblads (sumber: Perpustakaan Arsip Nasioanl RI)

Anggaran Fantastis untuk Ambisi Kolonial

Pada pertengahan tahun 1896, Ratu Wilhelmina dari Belanda menandatangani undang-undang yang menetapkan alokasi anggaran untuk pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Batavia (kini Jakarta) dengan Anjer (kini Desa Cikoneng, Anyer), lengkap dengan cabang-cabang menuju Tangerang dan Weltevreden (kini Sawah Besar). Proyek ini bukanlah proyek kecil-kecilan. Anggaran yang dialokasikan mencapai jutaan gulden, sebuah angka fantastis pada masa itu.

Dokumen Staatsblad mencatat dengan rinci peningkatan signifikan dalam anggaran belanja Hindia Belanda untuk tahun 1896, khususnya pada bagian yang dialokasikan untuk pembangunan jalan kereta api. Hal ini menjadi bukti konkret komitmen pemerintah kolonial Belanda untuk mengembangkan infrastruktur transportasi di wilayah jajahannya.

Para Pemimpin di Balik Proyek Kolosal

Staatsblad tidak hanya mencatat angka-angka anggaran. Dokumen ini juga menyimpan nama-nama pejabat tinggi yang terlibat dalam proyek ambisius ini, termasuk Menteri Urusan Jajahan dan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Tanda tangan mereka dalam dokumen ini menjadi saksi bisu sejarah pembangunan kereta api di Indonesia, sekaligus menunjukkan bahwa proyek ini melibatkan tokoh-tokoh penting dalam pemerintahan kolonial Belanda.

Sosialisasi Informasi kepada Masyarakat Luas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun