Mohon tunggu...
Zaid Fadhlurrahman
Zaid Fadhlurrahman Mohon Tunggu... Siswa MTsN Padang Panjang

.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Essay Cerpen "Yang Lebih Penting dari Aku"

5 Mei 2025   17:48 Diperbarui: 5 Mei 2025   17:48 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

ESSAY cerpen "yang lebih penting dari aku"

       Cerpen "Yang Lebih Penting dari Aku" menceritakan tentang sebuah kejadian menegangkan yang dialami oleh tokoh Aku. Cerita ini berlatar tempat di rumah sakit. Latar cerita ini dapat disadari dari beberapa paragraf yang menunjukkan ciri ciri rumah sakit. Latar waktu dapat terlihat pada malam hari.

       Cerpen dimulai dari tokoh "Aku" yang merasa dirinya terganggu. "Aku" sudah mulai bosan membaca buku dan ingin pulang. Namun, hal itu mustahil. Ia hanya bisa membaca bukunya. Karena "Aku" sibuk membaca buku, ia tidak ikut bergabung dengan para sepupunya. Melihat itu, sepupunya marah dan mempergunjingkannya. "Aku" yang mendengar itu marah hingga mendatangi mereka. Ia menanyakan kepada mereka alasan mereka mempergunjingkannya. Terjadi adu mulut yang membuat suasana menegangkan.

       Di tengah keributan, keluar seorang Dokter dari ruang operasi. Seluruh keluarga berlari mengerumuni Dokter tersebut. Ia mengatakan bahwa operasi Kakek mereka berhasil dilaksanakan. Para keluarga berbahagia lantaran Kakek mereka selamat dari bahaya. Suasana seketika menjadi haru dan bahagia, padahal sebelumnya nyaris terjadi keributan besar.

       Perasaanku saat membaca cerpen "Yang Lebih Penting dari Aku" emosi,tegang dan bahagia. Rasa emosi yang aku rasakan muncul disaat "Aku" ingin mendatangi para sepupu yang mempergunjingkannya. Adapun perasaan tegang, aku rasakan ketika "Aku" dan para sepupunya terjadi adu mulut dan nyaris baku hantam. Pada akhir cerpen suasana bahagia tercipta karena Kakek berhasil operasi. Semua keluarga mengucap syukur atas kabar gembira tersebut.

       Aku menyadari bahwa "Aku" adalah Laki laki. Hal itu aku ketahui saat di dalam cerpen terdapat paragraf yang membicarakan hobi anak Laki laki. Hobi tersebut main game. Adapun hal lain yang membuatku sadar ketika "Aku" mengatakan bahwa ia sepantaran dengan Edo. Dari situlah aku mengetahui bahwa "Aku" adakah Laki laki.

       Selanjutnya suasana dalam cerpen. Suasana di dalam cerpen adalah sunyi. Hal itu aku ketahui saat membaca kalimat "Derit nyaring kursi tua membuat beberapa orang menoleh". Juga dapat diketahui dari "Walau mereka berbicara dengan suara rendah." Karena saat itu sunyi, suara orang yang berbisik pun terdengar jelas. Suara gaduh yang "Aku" dengar membuatnya terganggu. Suasana sunyi membuat suasana gaduh menjadi terdengar jelas.

       Berdasarkan cerpen di atas latar tempatnya yaitu rumah sakit. Aku dapat menyadari dari kalimat "Operasi berhasil". Sudah sangat jelas dari kalimat tersebut cerpen terjadi di rumah sakit. Karena operasi umumnya terjadi di rumah sakit. "Seruan syukur berdengur di ruangan". Ruangan yang dimaksud adalah ruangan pemulihan seperti yang dijelaskan kalimat sebelumnya.

       Adapun perasaan "Aku" ketika ingin mendatangi sepupunya ialah marah.  Dapat diketahui dari "Aku" yang merasa tidak suka terhadap para sepupu yang mempergunjingkannya. Ia juga mengungkapkan bahwa ia tidak tahan dengan sikap sepupu sepupunya itu. "Kemarahan memenuhi dadaku." Kalimat tersebut menjelaskan perasaan marah yang dialami "Aku" karena ia digunjingkan.

       "Kamu tidak mau bergabung dan itu mengganggu." Maksud Bahar adalah ia tidak suka jika "Aku" sibuk sendiri dan tidak ikut bergabung dengan keluarga. "Aku" yang sibuk membaca buku tidak menghiraukan para sepupunya. Melihat itu Bahar sangat marah padanya. Menurut Bahar  disaat yang seperti ini seharusnya kita saling menguatkan bukan malah menyibukkan diri.

       Pada paragraf 4 cerpen "Yang Lebih Penting dari Aku" ide pokok terdapat pada awal paragraf. Ide pokoknya adalah "Aku tidak tahan lagi". Dalam paragraf tersebut, terdapat 4 kalimat penjelas. Adapun 5 kalimat itu ialah aku harus bicara menegur mereka. Menggunjingkan orang di depannya. Kemarahan memenuhi dada. Aku mengentakkan kaki. Derit kursi membuat orang menoleh. Itulah 5 kalimat penjelas yang terdapat pada paragraf 4.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun