Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pembagian Tugas di Rumah

17 April 2022   04:15 Diperbarui: 17 April 2022   05:36 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sa, nanti kamu bersihkan dan rapikan meja makan ya.. Nanti mbak yang cuci piringnya..", kata mbak Niken kepadaku.

Ya, saat itu kami berdua sedang makan siang di rumah. Bapak dan ibu masih bekerja, belum pulang.

"Oke, mbak..", kataku.

Aku dan kakak memang terbiasa dengan pembagian tugas di rumah. Bapak, ibu, kakak dan aku membicarakan pembagian tugas itu bersama-sama. Seperti rapat kecil di rumah. Hehe.

"Meski kamu tunanetra, kamu juga harus belajar piket di rumah ya, Sa..", kata ibu kepadaku.

"Yang mudah dan tidak membahayakan kamu..", lanjut ibu.

Ku anggukkan kepalaku. Aku memang sudah diajari oleh guruku di sekolah, untuk tetap membersihkan kelas bersama teman-temanku yang juga sama-sama tunanetra. Menyulak meja, kursi, menyapu lantai, mencuci piring dan gelas, mencuci baju dan membersihkan bawang merah putih.

"Kalau tidak bersih jangan marah ya, pak, bu..", kataku.

"Iya, semampu kamu, Sa.. Kan nanti kita saling membantu..", ucap bapak.

***

"Alhamdulillahilladzii ath'amanaa wastaqaana waja'alanaa minal muslimiin..", ucapku ketika sudah selesai dengan makanku.

Ku taruh sendok di piringku. Posisi sendoknya ku telungkupkan. Seperti yang diajarkan ibu dan guruku di sekolah.

Kemudian ku merasakan mbak Niken mengambil piring di depanku. Untuk dibawa ke belakang untuk dicuci.

Dan saatnya aku merapikan dan membersihkan meja makan. Ku raba-raba mangkok yang masih berserakan di atas meja makan. Kemudian ku ambil tudung saji untu menutup sisa makanan di dalam mangkok tadi.

"Sudah, Sa?", tanya mbak Niken.

"Sudah, mbak..", jawabku.

"Alhamdulillaah.. Bener sudah rapi kok, Sa..", kata mbak Niken.

Pasti mbak Niken mengecek kerapian dan bersih tidaknya meja makan. Dan itu memang tugas mbak Niken.

"Yuk, Sa.. Sekarang kita istirahat. Sambil baca-baca buku atau belajar dari Youtube..", ajak mbak Niken.

Kami berdua berjalan menuju ke kamar kami berdua. Aku berjalan di depan dengan merana dinding yang ku lalui. Kakak berjalan di belakangku. 

Mengapa kakak tidak menuntunku? Karena aku juga harus belajar mandiri. Berjalan sendiri selama aman. Dan di rumah pastilah aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun