***
"Ayah.. Ayah, kan guru.. Aku ingin seperti ayah.. Membuat murid-murid menjadi pintar..", kataku suatu saat.
Ayah tak bergeming. Aku tahu ayah tidak suka dengan perkataanku. Tapi aku ingin ayahku tahu akan cita-citaku, tidak menjadi tentara atau polisi.
Aku hanya ingin dengan punya cita-cita sendiri, maka aku akan semakin bertanggungjawab untuk belajar. Aku tahu, menjadi tentara atau polisi itu bagus. Tapi aku mempunyai cita-cita sendiri.
Ayahku hanya diam. Tidak menanggapiku. Mungkin ayah sebenarnya marah dan kecewa. Kemudian ayah masuk ke dalam kamarnya.
***
"Kamu yang rajin belajar ya, Nang.. Kan cita-cita kamu ingin menjadi guru..".
Kalimat itu keluar dari ayahku setelah beberapa hari aku mengatakan cita-citaku. Aku tersenyum dan memeluk ayah.
"Aku janji akan belajar dengan rajin, yah..", kataku.
"Apapun cita-citamu, ayah akan mendukungnu, nak..".
Mulai saat itu, aku selalu rajin belajar. Aku ingin mewujudkan cita-citaku.Â