Bagi keyakinan mayoritas muslim Sunni bulan ini merupakan bulan dimana Allah SWT  memberikan bukti kemenangan kepada umat Islam yang berjumlah sedikit dalam melawan kaum kafir yang berjumlah banyak. Pada bulan ini disunahkan untuk berpuasa, hal ini didasarkan pada beberapa literatur hadist tentang keutamaan melakukan puasa di bulan Muharam, baik tanggal 9 (puasa tasu'a) maupun tanggal 10 (puasa asyura). Menurut beberapa riwayat dinyatakan juga bahwa pada bulan inilah Allah SWT memberikan pertolongan kepada Nabi Musa As ketika melewati laut merah dan menenggelamkan firaun bersama seluruh bala tentaranya. Pada hari ‘asyura’ inilah (seperti yang termaktub dalam I’anatut Thalibin) Allah untuk pertama kali menciptakan dunia, dan pada hari yang sama pula Allah akan mengakhiri kehidupan di dunia (qiyamat). Pada hari ‘asyura’ pula Allah mencipta Lauh Mahfudh dan Qalam, menurunkan hujan untuk pertama kalinya, menurunkan rahmat di atas bumi. Dan pada hari ‘asyura’ itu Allah mengangkat Nabi Isa as. ke atas langit. Dan pada hari ‘asyura’ itulah Nabi Nuh as. turun dari kapal setelah berlayar karena banjir bandang.
Sedangkan bagi Muslim Syiah, Muharram adalah bulan yang penuh kedukaan. Pada bulan tersebut terjadi sebuah tragedi berdarah yang memilukan, yaitu syahidnya Imam Husain yang terbunuh di padang karbala oleh pasukan yang dikirim oleh khalifah yazid bin muawiyah laknatullah. Imam Husein sendiri merupakan cucu kesayangan Rosulullah Saw, putra dari pasangan Sayyidah Fatimah Az-zahra dengan Sayyidina Ali Kw. Pembunuhan ini lebih tepat bila disebut sebagai pembantaian, hal ini dikarenakan tidak seimbangnya dua kekuatan yang saling berhadap-hadapan. Pasukan yang dikirim oleh yazid merupakan tentara terlatih yang dilengkapi dengan persenjataan yang lengkap. Disisi lain, kafilah Imam Husain merupakan rombongan yang didalamnya terdapat perempuan dan anak-anak. Pembantaian ini terjadi di padang Karbala ketika kafilah Imam Husain dalam perjalanan menuju Irak. Sehingga sebagai bentuk dari rasa duka yang mendalam dan bukti cinta terhadap Imam Husain, setiap tahun di tanggal 10 Muharam, kaum muslim syiah memperingati peristiwa karbala dengan cara-cara yang oleh mayoritas sunni dianggap menyakiti diri sendiri dan tidak mempunyai dasarnya dalam agama.
Tragedi karbala termasuk salah satu episode kelam yang mengiringi sejarah perkembangan agama Islam. Dan selama ini berbagai peristiwa kelam dalam sejarah perkembangan Islam seperti terbunuhnya Khalifah Umar, Khalifah Usman, Khalifah Ali serta peristiwa Karbala memang sangat jarang diangkat ke permukaan, bahkan seperti tabu untuk didiskusikan. Entahlah apa yang menjadi pertimbangannya, khusnudzonnya mungkin agar tidak timbul kegocangan dan perpecahan diantara umat Islam. Menurut saya pribadi, sekelam apapun sebuah sejarah tidak boleh diingkari dan disembunyikan.H
al ini menjadi penting agar generasi berikutnya bisa mengambil hikmah dari sejarah yang dibacanya. Bahkan sejarah bisa dijadikan sebagai media pendidikan untuk mengenalkan sikap kepahlawanan.
Dan peristiwa karbala adalah sebuah peristiwa kepahlawanan. Sebuah kisah perlawanan Imam Husain yang dengan gagah berani serta konsisten menolak tunduk kepada yazid bin muawiyah yang terbukti berlaku dzalim. Sebuah perjuangan heroik untuk menegakkan keadilan dan kebenaran walaupun harus mengorbankan nyawa. Sebuah peristiwa yang
Terlepas dari peringatan asyura oleh muslim syiah yang dianggap terlalu berlebihan oleh muslim sunni, tragedi karbala adalah duka kita semua, duka bagi setiap muslim yang masih mempunyai nurani, duka bagi setiap muslim yang mengaku mencintai Rosulullah Saw beserta keluargaNya. Setiap kita bisa meneladani sikap kepahlawanan Imam Husain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI