Judul diatas merupakan status Facebook, twitter dan bbm saya yang di update pada hari Kamis tanggal 14 November 2013 atau bertepatan dengan tanggal 10 Muharam 1435 H. Banyak respon yang bermunculan dari status tersebut, utamanya menjurus kepada pertanyaan apakah saya ikut memperingati Asyura? Bukankah peringatan Asyura merupakan tradisi dari Muslim Syiah? Bahkan ada yang ekstrim sekali mengatakan bahwa saya adalah pengikut syiah yang berkedok sunni.
Beberapa hari sebelumnya, saya mendapatkan banyak pesan broadcast via bbm, whatsApp dan sms yang isinya mengajak kepada semua ormas Islam untuk merapatkan barisan dan berjihad untuk menggagalkan acara peringatan Asyura. Sebuah ajakan provokatif untuk memusuhi kelompok muslim Syiah yang saat ini dituding sudah terlalu berani secara terang-terangan memperkenalkan identitasnya dan hal tersebut dianggap telah melecehkan muslim sunni di Indonesia. Dan ternyata pesan broadcast tersebut bukan isapan jempol semata, terbukti pada hari H-nya beberapa ormas di beberapa daerah turun ke jalan untuk memberikan tekanan kepada pihak kepolisian agar tidak memberikan ijin penyelenggaraan kegiatan Asyura. Menurut pemberitaan beberapa media, di beberapa tempat seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Makasar sempat terjadi ketegangan antara ormas yang menolak peringatan Asyura dengan ormas yang akan melaksanakan peringatan Asyura. Khusus untuk peringatan Asyura di Bandung yang diselenggarakan oleh Ormas Ijabi, karena ada desakan dari ormas yang menolak tersebut, pada akhirnya panitia tidak mendapatkan ijin dari pihak kepolisian, sehingga penyelenggaraan yang tadinya akan dilaksanakan di Gedung Kawaluyaan harus dipindah ke Aula SMUT.
Dari respon atas status saya diatas dan adanya indikasi semakin masifnya gerakan intoleransi yang menjurus kepada pemaksaan kehendak dan keyakinan kepada kelompok lain, maka saya tergerak dan memberanikan diri untuk sedikit menuliskan tentang keistimewaan bulan muharam sepanjang yang saya ketahui, baik dari sudut pandang muslim sunni yang menjadi mayoritas di Indonesia dan muslim syiah yang menjadi minoritas di negeri ini.
Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam perhitungan tahun hijriah. Bulan ini menjadi salah satu Bulan yang spesial bagi umat Islam. Karena memang memiliki keistimewaan dan makna tersendiri baik bagi Muslim Sunni maupun bagi Muslim Syiah, lebih khususnya lagi untuk tanggal 10 Muharam yang dikenal sebagai hari asyura. Masyarakat muslim tanah air sudah mengenal asyura jauh sebelum banyak diperdebatkan orang, hal ini bisa dilihat dari banyaknya tradisi yang bernuansakan asyura.