Sejarah transportasi publik memang penuh cerita. Bus, khususnya, punya perjalanan panjang.
Dulu orang berjalan kaki. Yang mampu menyewa kuda. Pelan-pelan muncul angkutan umum, dan itu mengubah cara orang bergerak. Tiba-tiba perjalanan jadi lebih mudah diakses.
Pada 1662, Blaise Pascal merintis layanan angkutan umum di Paris. Ia membuat sistem yang berjalan sesuai jadwal.
Wujud awalnya berupa gerbong besar yang ditarik kuda. Satu gerbong bisa membawa 42 orang.
Kendaraan ini sudah memenuhi prinsip dasar transportasi umum: rute tetap, jadwal tetap, dan tarif terjangkau.
Desainnya masih sangat sederhana, kursinya dari kayu, atapnya terbuka. Penumpang tidak terlindungi dari panas atau hujan.
Meski begitu, gagasan Pascal menjadi fondasi penting transportasi massal. Pada awalnya, pengguna utamanya tetap kaum bangsawan.
Ketika kelas borjuis tumbuh, kebutuhan bergerak ikut meningkat. Banyak orang perlu berpindah dari pinggiran ke pusat kota. Di fase inilah kata "bus" muncul.
Asalnya dari bahasa Latin, "omnibus", yang berarti "untuk semua". Istilah ini dipopulerkan Stanislas Baudry di Nantes, Prancis, pada 1825.
Baudry punya pabrik tepung dan layanan pemandian. Karena sepi, ia memulai kereta kuda antar jemput untuk menarik pelanggan.
Layanan itu laris, membuatnya fokus ke transportasi. Ia menamai jasanya "omnibus", kendaraan untuk semua.