Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Batas Kekuatan Magnet Anies dan Peluang Selain Capres

26 Januari 2023   08:22 Diperbarui: 26 Januari 2023   08:39 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otoritas pencalonan ada di dalam kekuasaan partai politik. Sementara pada tahap pemilihan, kewenangan publiklah yang memainkan peran. Berhasil menembus kekuasaan partai dan sukses menyedot suara publik, dipastikan menang pertarungan. Tapi kalau tidak, silahkan para kandidat mempersiapkan diri untuk kecewa. Asal jangan stres hingga masuk rumah sakit jiwa.

Kekuatan magnet Anies Baswedan, yang dalam ilmu fisika di sebut medan gaya, ternyata sangat terbatas. Bisanya cuma mampu menarik Partai Nasdem. Sementara buat menjangkau ke Demokrat dan PKS, apalagi hingga ke Gerindra, PKB, Golkar, PPP, PAN dan terlebih PDIP, medan gayanya terlalu kecil. Mungkin tak cukup “dana” untuk beli magnet yang lebih besar.

Lha kalau sampainya cuma sebatas di Nasdem, bagaimana mau ikut pertarungan rebutan vox pop. Ya tidak bisa. Karena nama yang bersangkutan tak tercantum di kertas suara. Hendak bikin kertas suara sendiri, ya jelas mustahil. Sebab yang sampai ke tangan publik adalah yang dikeluarkan oleh KPU. Bukan kertas suara yang di cetak sendiri oleh Partai Nasdem.

Kelihatannya, medan gaya Anies Baswedan mirip-mirip Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Daya sedot magnet keduanya sama-sama terhenti di partai. Dan tak bisa diteruskan ikut pertarungan rebutan suara publik. Bedanya cuma di status. Kalau Anies “numpang” di Nasdem. Sementara AHY merupakan pemilik partai Demokrat.

Sekedar masukan. Jika Anies Baswedan masih berminat meneruskan karir di dunia politik, ada baiknya saat ini mencari langkah lain. Jangan hanya fokus pada kontestasi pilpres 2024. Dua alternatif yang bisa dipilih. Pertama, misal kembali mencalonkan diri pada perhelatan pilgub DKI Jakarta mendatang. Terlebih, selaku mantan Gubernur Anies tentu sudah punya modal. Baik suara maupun jaringan.

Atau pilih alternatif yang kedua. Yaitu ikut rebutan menjadi Ketua Umum Partai Politik. Ini jika Anies masih kukuh mengejar jabatan presiden. Dalam konteks pilpres, menjadi “pemilik” partai pasti sangat-sangat menguntungkan. Meski kalah survei, tapi punya power tinggi. 


Sebagaimana potensi yang dimiliki oleh Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Elektabilitas boleh kalah sama Anies. Tapi dalam hal mengajukan kandidat, Anies di “asapi” oleh Cak Imin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun