Mohon tunggu...
Yayuk CJ
Yayuk CJ Mohon Tunggu... Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Pasar Besar Malang Ikon Kota yang Menyimpan Sejuta Cerita

7 Agustus 2025   18:00 Diperbarui: 13 Agustus 2025   08:13 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gema rasa tempo dulu dari sepiring nasi krengsengan daging sapi & es Kunyit Asam yang segar di H. Ridwan yang melegenda - Dok. Pribadi 

Lapak-lapak dalam Pasar Besar Malang - Dok. Pribadi 
Lapak-lapak dalam Pasar Besar Malang - Dok. Pribadi 

Nama-nama toko legendaris masih bertahan, meski tak seramai dulu. Beberapa toko alat-alat rumah tangga, toko aksesoris dan parfum, aksesoris pengantin, toko kelontong, penjual baju, sepatu, tas, dan pakaian seragam sekolah, hingga toko mainan tradisional tetap menjadi tujuan pelanggan setia. 

Sementara di bagian luar pasar, tumpah ruah pedagang kaki lima menghidupkan suasana jalanan. Ada yang menjual bunga, buah potong, sayur mayur, jam tangan, alat tulis, aksesori murah meriah, dan masih banyak lagi.

Pedagang buah di bagian luar Pasar Besar - Dok. Pribadi 
Pedagang buah di bagian luar Pasar Besar - Dok. Pribadi 

Pasar ini juga menyimpan simbol identitas warga Malang: semangat berjuang dan merawat yang lama. Dalam era di mana pusat perbelanjaan modern menjamur dan aplikasi belanja online mendominasi, masih ada orang-orang yang lebih memilih jalan setapak ke pasar demi merasakan sentuhan manusiawi dalam berbelanja.

Menghidupkan Kenangan Lewat Aroma dan Suara

Pasar bukan hanya tentang barang. Ia hidup dari aroma dan suara. Aroma kemenyan dari penjual dupa, bau kopi bubuk yang baru digiling, wangi segar dari potongan bunga melati, dan aroma khas daging yang dimasak di dapur Warung Lama.

 Toko Laris milik pedagang keturunan Arab di dalam Pasar Besar Malang - Dok. Pribadi 
 Toko Laris milik pedagang keturunan Arab di dalam Pasar Besar Malang - Dok. Pribadi 

Harum aroma kopi diseduh, denting suara gelas es jeruk yang diaduk, hingga kepulan asap sate komoh dan kuah tahu campur berbaur di lapak-lapak kuliner yang berjajar di dalamnya menambah suasana khas yang lekat dalam ingatan.

Suara-suara khas pasar juga tak tergantikan: teriakan pedagang menawarkan dagangan, suara kerincing uang logam, percakapan hangat dalam bahasa Malangan yang kental, dan derap kaki serta tubuh yang berhimpitan menyusuri lorong-lorong sempit.

Toko kue basah, kalau sore banting harga serba 1000 - Dok. Pribadi 
Toko kue basah, kalau sore banting harga serba 1000 - Dok. Pribadi 

Tak jarang, di antara lorong tersebut, kita akan bertemu dengan lansia yang tetap setia berdagang. Dengan tangan keriput dan wajah sabar, mereka adalah penjaga ingatan kota. Melihat mereka adalah seperti membuka halaman buku sejarah yang terus ditulis ulang setiap hari.

Menjaga agar Bertahan sebagai Ikon Kota

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun