Selain keripik tempe, kawasan ini juga berkembang dengan aneka olahan lain: keripik apel, pisang, singkong, naga, nangka, semangka, hingga sayur-sayuran. Kemajuan ini semakin memperkaya ragam oleh-oleh khas Sanan.
Dari Kampung 'Nakal' ke Sanan Religius
Tersembunyi di belakang lembaga pemasyarakatan, Sanan dulu dikenal sebagai "kampung nakal". Meski demikian, kehidupan religiusnya juga tumbuh subur. Sahabat saya Ibu Yuyun mengisahkan sekitar 40% masyarakatnya adalah santri atau pernah menimba ilmu di pesantren. Salah satunya pondok pesantren yang menjadi pusat jalan spiritual.
Pengaruhnya terasa, karena daerah Malang (termasuk Sanan) pernah berada di bawah kekuasaan Untung Surapati (1686--1706), pahlawan nasional yang menyebarkan agama dari Pasuruan.
Pelestarian Sumber Air & Peran Generasi Muda
Di akhir 2019, warga dan Pemerintah Kampung Sanan memulai gerakan rehabilitasi "Ledok Berseri", sumber air yang dulunya IPAL komunal. Dulunya terbengkalai, kini potensinya dibuka kembali: rencana budidaya ikan nila atau mas, hingga menjadi sumber alternatif ekonomi. Modelnya murni swadaya, dengan legalisasi tanah wakaf dan dorongan aktif dari pemuda desa.
Kekayaan Budaya: Bersih Desa di Bulan Suro
Tradisi religius juga diwujudkan dalam Tasyakuran dan Selamatan Bersih Desa. Sejak 2016, kegiatan ini rutin dirayakan pada Bulan Suro, Tahun Baru Hijriah. Dimulai dengan pengajian umum dan siraman rohani yang kemudian diakhiri dengan karnaval meriah keesokan harinya. Warga menampilkan kreasi seni budaya mereka sekaligus mempererat kebersamaan.
Seperti yang saya saksikan sendiri, tasyakuran atau selamatan desa Kampung Sanan Tempe dilaksanakan pada Sabtu, 12 Juli lalu, setiap RT membuat gunungan hasil bumi desa atau kampung setempat, berupa sayuran, buah-buahan, pala pendhem, jajanan tradisional, dan banyak lagi yang diarak mengelilingi Kampung Sanan Tempe.
Sanan Tempe mengadakan tasyakuran dan bersih desa ini mempunyai ujud dan tujuan untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga, melestarikan budaya, serta mempromosikan Kampung Sanan sebagai pusat produksi tempe dan oleh-oleh khas Kota Malang. Selamatan ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan berbagai inovasi olahan tempe kepada masyarakat luas, sehingga dapat meningkatkan daya tarik wisata dan perekonomian desa.
Dengan demikian, selamatan Desa Sanan, terutama yang berkaitan dengan tempe, memiliki tujuan yang holistik, yaitu menjaga tradisi, mempererat hubungan sosial, serta mendorong pengembangan ekonomi dan pariwisata desa.