Usai peristiwa sore itu, si Gendut hingga saat ini tetap berpura-pura mempercayai apa yang dilakukan dan dikerjakan istrinya. Bagi si Gendut, masa depan kedua anaknya lebih penting dari pada kelakuan bejat ibunya. Pengkhianatan bu Sekdes pada si Gendut hanya dianggap sebagai ujian yang kelak pasti ada karma dan dosanya. Hebatnya, si Gendut tetap merahasiakan apa yang sudah disaksikan.
Bagi warga sekitar, rumah tangga si Gendut dengan Bu Sekdes adalah keluarga bahagia. Tak pernah ada pertengkaran dan tak pernah ada kusak-kusuk tentang perselingkuhan Bu Sekdes. Si Gendut tetap menafkahi keluarganya dan tetap bekerja sebagai koki di hotel. Baginya, tanggungjawab pada anak-anaknya adalah hal utama. Sementara istrinya diharapkan mendapat karma dan peringatan tersendiri dari Tuhan.
Ketabahan dan ketegaran si Gendut memang hanya dirasakan sendiri. Sementara bu Sekdes yang terlanjur menikmati perselingkuhannya, sepertinya masih belum tersadar. Dinginnya sikap si Gendut dan malasnya si Gendut berhubungan intim, dianggap sesuatu yang biasa saja. Bagaimana pun, hasrat bu Sekdes sudah sangat terpenuhi dan terpuaskan oleh mantan kekasihnya.
Semoga pelajaran hidup ini menjadi sesuatu yang bermakna. Orang kecil bukan berarti bisa ditipu dan dibohongi seenaknya. Orang yang diam belum tentu orang yang tidak tahu apa-apa. Maka sadarlah bu Sekdes bahwa kehidupan yang tengah dijalani adalah ujian terberat bagi keluarga. Ingatlah, bahwa karma pasti akan menimpah. Sedangkan suamimu si Gendut adalah lelaki sejati di muka bumi ini.***
#perangkatdesa
#selingkuh
#lelakisejati