Mohon tunggu...
Yuswanto Raider
Yuswanto Raider Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru dan penulis lepas yang lahir di Surabaya pada 14 Februari 1974. Sejak tahun 2005 saya tinggal di Desa Kembangsri Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto

Hobi saya merawat tanaman, traveling, outdoor learning, dan advokasi kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Koki Ku Sayang, Koki Ku Malang

27 Mei 2021   03:23 Diperbarui: 27 Mei 2021   03:32 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI : Tampak seorang perempuan dalam pelukan suaminya yang masih menggandeng lelaki lain. Sungguh tak terpuji perempuan itu. Sumber Foto : www.intisari.grid.id

Dunia penuh masalah. Bangsa dan Negara juga banyak problematika. Daerah pun kian meradang dengan bencana. Kecamatan pun seperti pelengkap tata negara. Sedangkan di Desa, konflik selalu merajalela. Hingga di rumah tangga pun, penuh luka yang terbalut bahagia.

Gumaman dalam benak itu, tentu sulit ditemukan jawabannya. Namun, satu persatu tentu dapat dijawab, manakala seseorang tahu bukti dan faktanya. Tapi yang jelas, siapapun tak boleh putus asa apalagi meradang duka nertapa berlama-lama. Redam semua dalam sanubari yang penuh berkah. Singkirkan kepenatan dengan makin banyak berdzikir dan memohon pertolongan pada Sang Penguasa Jagad Raya.

Kata-kata sebijak apapun, ternyata tak mampu membalut luka hati si Gendut. Ya, sapaan karib Toni yang memang memiliki tubuh tambun lagi berkulit gelap. Betapa terasa tak berharganya dia sebagai seorang lelaki, suami, dan ayah dari dua anaknya. Sebab, dirinya telah jelas-jelas dikhianati istri tercintanya. Meski demikian, si Gendut tetap harus menerima kembali istrinya itu demi masa depan kedua anaknya.

Sekedar diketahui, Toni alias Si Gendut adalah seorang koki. Dirinya bekerja di sebuah hotel setara bintang dengan gaji lumayan. Apalagf kehidupan kawasan pedesaan tak menuntut kebutuhan banyak dalam belanja kebutuhan hidup sehari-hari. Nyatanya, gaji Si Gendut tak mampu membendung nafsu bejat istrinya.

Ya, istri Si Gendut adalah seorang perangkat desa. Jabatannya sebagai sekretaris desa yang biasa disebut dengan panggilan Bu Sekdes. Meski tak terlalu cantik, tetapi dari sisi bentuk tubuh, Bu Sekdes itu lumayan seksi. Ditambah lagi gaya hidupnya yang sok sosialita, menambah runyam kehidupan keluarga yang sebelumnya tampak tentram dan bahagia.

Runyamnya rumah tangga Si Gendut berawal ketika istrinya naik jabatan. Sebelum jadi Sekdes, istrinya hanyalah seorang kepala seksi. Karena dinilai subjektif oleh Kepala Desa, istri si Gendut pun diangkat menjadi Sekdes. Tentu saja kenaikan jabatan itu tidak gratis. Kepala Desa meminta biaya setidaknya Rp.50 juta untuk biaya rekomendasi, katanya.

Jabatan baru sebagai Sekdes itu, tentunya dianggap sebagai jabatan bergengsi di masyarakat desa. Sedikit demi sedikit, sikap dan perilaku istri Si Gendut pun mulai berubah. Bila pulang terlambat, tentu saja alasannya ada urusan ke kantor kecamatan atau kantor kabupaten. Urusan surat lah, urusan pajak lah, hingga urusan yang tak jelas urusannya...he he he.

Si Gendut yang tak begitu paham dengan urusan desa, tentu saja percaya atas apa yang dikerjakan istrinya. Dirinya sendiri hanya konsentrasi pada pekerjaannya di hotel. Hanya saja, sekarang Si Gendut mulai khawatir dengan pengawasan atas anak-anaknya. Sebab, istrinya yang setiap hari biasanya jam 13.30 sudah di rumah, kini seringkali pulang sampai pukul 20.00 bahkan lebih.

Suatu saat pun, akhirnya Si Gendut mengajak istrinya membahas masalah anak-anaknya. SI Gendut khawatir akan kondisi anak-anaknya yang kurang perhatian. Apalagi, kedua anaknya hanya diawasi kakek neneknya. Sementara dirinya dan istrinya bekerja hingga larut malam. Kondisi psikis anak menjadi perhatian serius bagi Si Gendut.

"Ma, kok pulang dari balai desa sampai jam segini. Memangnya ada acara apa di balai desa?" tanya Si Gendut pada istrinya yang masih memakai seragam kerjanya.

"Tadi mendadak Pak Kades nyuruh buatkan laporan untuk besuk pagi. Jadi sekalian aku selesaikan, Pa," jawab Bu Sekdes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun