Mohon tunggu...
Yusuf Siswantara
Yusuf Siswantara Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik dan Pemerhati Pendidikan

Menyukai penelitian dan pendidikan nilai dan karakter

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bunuh Diri, Mentoring Pendampingan dalam Penguatan Kesehatan Mental Remaja

24 Oktober 2023   22:45 Diperbarui: 30 Oktober 2023   14:12 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jenazah. (Sumber: SHUTTERSTOCK/Skyward Kick Productions via kompas.com)

Kombinasi antara kecemasan yang tidak teratasi dan pencarian identitas yang belum selesai adalah hal yang sangat penting ketika membahas kesehatan mental pada usia remaja atau dewasa awal. 

Ini adalah periode di mana individu sedang aktif membentuk diri dan menemukan identitas mereka dalam dunia yang semakin kompleks. Tantangan yang dihadapi dalam proses ini bisa sangat bervariasi. 

Pengalaman-pengalaman traumatik, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, personal, atau interaksi dengan rekan sebaya, dapat memengaruhi perkembangan kesehatan mental mereka. Ini bisa termasuk penindasan, bullying, tekanan ekonomi, serta perjuangan dalam menyesuaikan diri dengan ekspektasi sosial.

Ketika kecemasan yang timbul dari berbagai pengalaman ini tidak diatasi dengan baik, individu muda dapat mengalami konflik batin yang serius. Kecemasan ini mungkin menghalangi mereka dalam pencarian identitas mereka, membuat mereka merasa terjebak dalam siklus negatif yang sulit untuk dipecahkan. 

Selain itu, tekanan batin dari berbagai sumber dapat mengarah pada pengalaman depresi yang berkepanjangan. Semua ini dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka dan membuat mereka rentan terhadap pemikiran bunuh diri sebagai solusi yang keliru untuk mengatasi penderitaan mereka.

Sekali lagi, harus disadari bahwa di usia remaja dan dewasa awal, kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting. Ini adalah periode di mana individu sedang aktif mencari jati diri dan menghadapi tantangan yang beragam. 

Dalam usaha membentuk identitas mereka, remaja dan dewasa awal sering kali menghadapi beban yang signifikan. Proses pencarian identitas ini, yang mencakup pertanyaan tentang siapa mereka, apa yang mereka inginkan dalam hidup, dan bagaimana mereka ingin dilihat oleh dunia, sering kali disertai dengan stres, kecemasan, dan tekanan yang tinggi. 

Ini bisa disebabkan oleh ekspektasi sosial, tekanan akademik, atau bahkan pemahaman diri yang belum sepenuhnya terbentuk. Tekanan ini dapat berdampak serius pada kesejahteraan mental mereka dan memunculkan perasaan ketidakpastian yang mendalam.

Ketika individu menghadapi stres dan kecemasan yang tidak teratasi selama proses pencarian identitas ini, ini bisa menjadi pemicu perasaan kekosongan diri atau hampa diri. 

Perasaan ini muncul ketika individu merasa sulit untuk menemukan makna atau arah dalam hidup mereka. Mereka mungkin merasa seakan hidup mereka tidak memiliki tujuan atau arti yang jelas. Kekosongan diri dapat mendorong individu ke dalam perasaan kesepian, keputusasaan, dan bahkan mungkin pemikiran bunuh diri. 

Dalam konteks ini, hubungan logis terbentuk antara tekanan tinggi yang muncul selama pencarian identitas dengan perasaan hampa diri yang merupakan hasil dari ketidakpastian yang mendalam dalam hidup mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun