Al-Hajjaj mengambil koin itu dan berkata, "Ini bukan dirham, tapi dinar!"
Hind tersenyum penuh arti, lalu berkata:
"Alhamdulillah... Tuhan telah menggantikan dirhamku dengan dinar."
Mendengar itu, Al-Hajjaj langsung memahami maknanya.
Hind tidak sedang berbicara tentang koin, tetapi tentang suami! Ia membandingkan Al-Hajjaj dengan "dirham" (mata uang yang lebih rendah) dan Khalifah Abdul Malik dengan "dinar" (mata uang yang lebih berharga).
Ia ingin menegaskan bahwa kehidupannya sekarang jauh lebih baik dibandingkan saat masih menjadi istri Al-Hajjaj.
Al-Hajjaj hanya bisa menahan amarahnya dalam diam. Ia telah kalah dalam permainan ini.
Dendam Al-Hajjaj dan Kemenangan Hind
Setibanya di istana, Al-Hajjaj sengaja menunda kehadirannya dalam jamuan pernikahan Hind dan Khalifah. Khalifah pun mengutus seseorang untuk memanggilnya. Namun, Al-Hajjaj dengan angkuh menjawab:
"Ibuku mengajarkanku untuk tidak memakan sisa-sisa orang lain."
Mendengar ucapan ini, Khalifah tersinggung dan akhirnya enggan menyentuh Hind. Meskipun ia telah menjadi istrinya secara sah, ia tidak mau mendekatinya karena merasa telah "memakan sisa" Al-Hajjaj.