Mohon tunggu...
Yustisia Septiani
Yustisia Septiani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog / Muslim Mental Health

Refleksi setiap kehidupan. Kadang suka menulis, kadang suka fangirling.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Untukmu yang Sedang Dilanda Kegelisahan Resign

10 Februari 2023   12:28 Diperbarui: 17 Februari 2023   08:15 1456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Kegelisahan untuk Resign. (sumber: unsplash.com/@jannerboy62)

Ada banyak alasan seseorang untuk mengajukan resign. Butuh waktu pula agar proses resign itu terealisasi. 

Salah satu alasan seseorang untuk resign adalah kebutuhan untuk mencari peluang mengembangkan diri baik dari sisi finansial, kemampuan profesinya atau karena tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ia pegang.  

Tujuanku sendiri waktu itu karena alasan kemampuan profesi ku yang tidak akan aku dapatkan jika masih bertahan di dalamnya. Bagaimana dengan pemasukan ku setelahnya? 

Jujur aku pun tidak dapat menjawab, aku pun tidak dapat menjamin setelahnya apakah kekayaanku akan meningkat. 

Setelah menjalaninya, ternyata aku tahu bahwa rasa cukup itu lebih dari rasa kekhawatiranku seberapa besar mendapatkan nominal uang. Saat itu memang banyak pekerjaan yang aku ambil selain pekerjaan tetap ku di kantor sebelumnya. 

Berbekal pengalaman tersebut, aku meyakini bahwa segala ketidakpastian akan selalu ada dan sebagai manusia yang sering memprediksi hari esok dengan mengandalakan emosinya saat ini, aku memaksakan diri untuk membuka diri terhadap relasi dan kemauan untuk belajar lagi agar dapat bertahan hidup. 

Namun satu hal yang paling mendasar keputusan ku untuk memberanikan resign adalah aku perlu memastikan bahwa tidak ada kewajiban untuk membayar cicilan hutang, kalau pun ada, aku perlu memastikan bahwa cicilan hutang dapat ku lunasi nantinya dengan tabungan yang ada. 

Bisa dibilang aku diuntungkan oleh takdir karena aku dilahirkan sebagai perempuan muslim, yang menjelaskan tidak ada kewajiban bagi seorang wanita untuk mencari nafkah. 

Artinya jika seorang perempuan bekerja dan mendapat bayaran dari hasilnya bekerjanya itu, maka uang yang ia dapatkan tadi tidak ada tanggung jawab harus ia berikan kepada siapa. 

Bukan berarti perempuan tidak boleh bekerja ya, justru ia wajib untuk dapat berkarya di lingkungan yang lebih luas untuk turut berkontribusi dalam membangun peradaban yang ada.

Di sini aku tidak akan membahas tips atau cara persiapan resign, karena sudah banyak artikel di internet yang bisa dibaca secara bebas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun