Mohon tunggu...
Yusrin  TOSEPU
Yusrin TOSEPU Mohon Tunggu... Dosen -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Periset di LSP3I Region V Sulawesi Pusat Makassar. Ketua Lembaga Kajian Forensik Data dan Informasi KAVITA MEDIA Makassar Penggiat Literasi Media ICT (Information and Communication Technology)

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Waspadai [Janji] Jelang Pemilu 2019

30 Juli 2018   01:20 Diperbarui: 30 Juli 2018   02:02 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah kampanye selesai dan janji-janji telah tuntas dirapal semuanya buyar dihembus angin saling tidak percaya dan keraguan akan kebenaran janji-janji yang telah disampaikan.

Pemikiran-pemikiran cerdas, kiat-kiat sukses dan strategi-strategi apik untuk membangun masyarakat, daerah atau negara ke arah yang lebih baik kembali dipasung oleh politik keagamaan, kesukuan, kekeluargaan, uang dan lain sebagainya.

Ideal pemilihan untuk mencari politisi calon yang terbaik dari sudut pandang visi-misi dan kinerja terbaikan. Demokrasi kita tanpa sadar digiring kepada jurang kepalsuan oleh kita sendiri.

Saya tak bermaksud mengeneralisasi seluruh politisi calon atau kelompok masyarakat melakukan hal tersebut. Kita harus mengapresiasi bahwa ada juga orang tertentu yang sungguh-sungguh berpolitik dengan tetap setia kepada kaidah-kaidah demokrasi dan berpolitik dengan menampilkan norma dan nilai demokrasi yang hakiki.

Hal tersebut kita dapat ketahui melalui telaah sepak terjang orang-orang tersebut dalam dunia politik, rekam jejak, kinerja dan janji-janji politik yang disampaikan. Hal yang ingin disoroti di sini adalah kepincangan yang terjadi dalam kontestasi pemilu kita.

Janji politik bukan saja pelengkap di saat musim pemilu, tetapi merupakan bagian hakiki dari pemilu. Janji-janji dalam kampanye adalah sesuatu yang niscaya.

Dalam janji-janji tersebut, visi dan misi dari politisi calon terungkap dan terlihat oleh rakyat. Bahkan ketika ada calon yang mengatakan "tidak membuat janji" sekalipun, sesungguhnya pernyataan tersebut adalah janji.

Ungkapan "tidak membuat janji" disebut sebagai sebuah janji, karena tentu ketika kalimat tersebut diucapkan, secara implisit ada makna tersembunyi dibalik kata-kata tersebut.

Ada intensi yang ingin dicapai oleh kandidat tersebut. Intensi yang kita bisa tangkap adalah kandidat tersebut ingin mendapatkan kepercayaan dari masyarakat bahwa dia adalah calon yang tidak suka mengumbar janji dan lebih suka membuktikan kualitas diri ketika sudah menjabat posisi yang diincar. Ini tentu merupakan sebuah janji.

Janji politik sangat penting karena dari sanalah kita dapat membaca tekad, visi, misi dan intensi seseorang maju menjadi calon untuk menduduki jabatan tertentu.

Politis calon yang tidak mempunyai janji politik adalah kandidat yang tidak mempunyai visi dan misi. Lantas bagaimana caranya kita membedakan mana janji politik yang palsu dan mana janji politik yang benar-benar dapat dipenuhi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun