Mohon tunggu...
Ihza Mastury
Ihza Mastury Mohon Tunggu... Freelancer - Haus Ilmu Pengetahuan

Seorang pecandu kopi dan senja yang aktif berakademik di Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gus Ilham

5 Mei 2020   00:30 Diperbarui: 20 Februari 2022   15:25 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                Tidak seperti biasanya, Gus Ilham tidak langsung membubarkan jamaah sholat. Beliau tiba-tiba berdiri dan memanggil Cak Shodiqin ke depan. “Cak Shodiqin, sini berdiri” Cak Shodiqin yang saat itu baru selesai berdoa kaget, ia berdiri sambil tergagap-gagap berdiri di hadapan Gus Ilham. Tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba Gus Ilham menampar Cak Shodiqin di hadapan semua santri pada saat itu. Cak Shodiqin kaget dan bingung. Sebelum Cak Shodiqin bertanya alasan mengapa ia ditampar, Gus Ilham melancarkan serangan keduanya “Ngapain kamu masih di sini? Cepat pulang sana! Kamu saya keluarkan dari pondok ini!” Cak Shodiqin semakin bingung dan marah “Lho gus? Salah saya apa?” “Kamu salah karena tidak segera pulang! Cepat kemasi barang-barangmu atau saya yang mengemasi barang-barangmu?” Gus Ilham kalap. Sambil dongkol Cak Shodiqin berjalan meninggalkan masjid, mengemasi barang-barangnya. Beberapa santri mendatanginya sekedar menghibur atau bersalaman dengannya. Akhirnya Cak Shodiqin pulang ke kampung halamannya dengan angkutan umum.

***

                Di ujung desa sedang dilaksanakan sebuah pengajian akbar. Sepanjang jalan menuju masjid dipasang bendera-bendera dan sepanduk acara, tidak lupa di gapura desa terpampang jelas agenda besar yang sudah dilaksanakan rutin selama tiga tahun di desa itu. Anak-anak hingga lansia memenehi masjid, bahkan halaman masjid yang biasanya sebagai tempat parkir mobil penuh. Beberapa orang yang menghadiri acara tersebut ada yang membawa alas sendiri hanya karena tempat yang digunakan acara sudah tidak cukup. Saat itu langit sangat cerah

                Sebuah mobil hitam melambat di area parkir yang sekarang terletak di lapangan sepak bola. Mobil tersebut tiba-tiba mendapat kawalan khusus dari warga kampung. Sepasang suami istri yang baru saja menikah dua tahun lalu turun dari mobil beserta sopirnya. Sambil tersenyum lelaki yang memiliki mobil tersebut menyalami warga kampung satu per satu sambil berjalan menuju masjid. Sopir dengan pakaiannya yang serba putih mengikuti pemilik mobil dari belakang. Istrinya yang memiliki paras cantik dan menawan terlihat anggun menggunakan pakaian yang serasi dengan suaminya. Saat mereka memasuki wilayah masjid, kiyai yang menjadi tuan rumah acara tersebut sambil tersenyum datang dan menyapa “Assalamu’alaikum, Gus Ilham.” Lelaki yang disapanya membalas sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman “Wa’alaikumussalam, Kiyai Shodiqin”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun