Mohon tunggu...
Yusnawati
Yusnawati Mohon Tunggu... Penulis - Pengagum kata

Pengagum kata yang belajar merajut aksara.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

KUN

17 Agustus 2020   16:31 Diperbarui: 17 Agustus 2020   17:15 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Lihat, ada laki-laki yang keluar dari dalam gubug. Ia melihatmu dan sekarang ia berjalan menuju ke sini.

"Cepat sembunyi Fatma." Kami berdua berhamburan berlari, bersembunyi di balik semak-semak.

"Tuhan, jangan izinkan laki-laki itu menemukan kami." Lamat-lamat kuperhatikan wajahnya. Laki-laki berparas tampan dan tinggi itu, semakin dekat dengan tempat persembunyianku.

"Sial, ia mengambil bekal makananku." seketika tubuh Fatma melemas.

********
Merebahkan diri di peraduan beralaskan tembikar dan kasur lapuk menjadi sesuatu sangat istimewa bagi gadis yang beranjak remaja. Hari ini tak seperti biasanya, ia pulang dengan cepat. Hasil dari pahatan getah kayunya tidak banyak. Kondisinya sedang tidak fit, membuat tubuhnya harus menghentikan serangkaian aktivitas.

Beberapa hari ini demam menyerang. Ia terpaksa bekerja setengah hari. Hanya meminum air dari teko yang terbuat dari  tanah liat. Sedikit membuat tubuhnya tampak segar.

Diusapnya kotak kecil usang itu, sudah lama kotak itu bersemayam di bawah tumpukan baju. Masih disimpannya dengan baik. Kenang-kenangan terakhir dari wanita sangat dicintainya. Sebuah pemberian yang tak mungkin ia lupakan.

Tak ada yang spesial di dalamnya, hanya secarik kertas yang ia sendiri tak tahu apa isinya. Ia pun terbuai dalam kenangan manis, menghantarkannya masuk ke dalam kepingan mimpi. Makin jauh, ingatan itu semakin kuat. Baru saja ia merasakan di puncak kebahagiaan, tiba-tiba ada yang sengaja datang memutusnya.

"Kun ... kun ... cepatlah kau bergegas!"

"Bangun Kun ... mimpimu akan segera terwujud." gadis itu terus menggoyang-goyangkan tubuh Kun, semakin lama semakin kuat. Hingga Kun terbangun dari mimpi indahnya. Sayup-sayup ia buka matanya dengan perlahan.

"Fatma?" gadis itu kaget melihat wajah sahabatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun