Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Memahami Trading Halt, AR dan Calculated Risk Transaksi Saham di Bursa Efek

8 April 2020   23:30 Diperbarui: 8 April 2020   23:31 3502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saham-saham yang range harganya antara Rp. 50, hingga Rp. 200, AR atas dan bawah sebesar 35%, saham dengan range harga 200 sd 5000 SR atas dan bawah berada diangka 25%, dan saham dengan range harga diatas rp 5000,-, AR atas dan bawahnya 20%. Sementara AR dari sisi volume saham yang diperdagangkan diatas 50.000 lot, dan 5% dari jumlah efek yang tercatat, mana jumlah terkecil.

Kebijakan AR sangat membantu agar investor bisa terlindungi dari loncatan perubahan harga saham, baik naik dan terutama menurun. Artinya, ada kesempatan bagi investor untuk mengelola risiko yang mungkin akan terjadi pada portofolio saham yang dimiliki. Artinya pula, dia memiliki kesempatan untuk menjual dengan maksud melakukan cut loss atau mengambil capital gain yang sangat calculated, bisa dihitung. Dan dalam konteks ini sesungguhnya dimengerti apa yang disebut bahwa investasi di saham itu "calculated risk". Risikonya bisa dihitung dan di antisipasi. Jadi, seorang investor kalau memang dia rugi, itu karena keputusannya sendiri, dan sebaliknya juga demikian.

Investasi di Saham itu Calculated Risk 

Pertanyaan tentang mengapa tidak banyak orang yang berinvestasi saham di bursa efek? Atau mengapa orang takut untuk "bermain" saham di bursa?

Jawaban sederhananya adalah tidak berani mengambil risiko "kerugian" bahkan kehilangan uang yang diinvestasikan pada saham. Mind set orang seperti ini seperti investasi atau menyimpang uang pada saving atau time deposit di sebuah Bank. Tabungan atau deposito berjangka di Bank "pasti mendapatkan hasil sebesar bunga yang dijanjikan oleh bank". Secara alamiah, investor lebih menyukai hasil yang pasti "kendati jumlahnya relatif kecil", daripada yang tidak pasti apalagi yang mungkin merugikan.

Mind set saving oriented dari investor tentu tidak mapping dengan investasi di saham yang cara memahaminya sangat berbeda jauh. Sebab, investasi di Saham itu tidak ada janji hasil yang pasti, tetapi semua dalam bentuk kemungkinan hasil yang didapat dari keputusan yang dibuat oleh investor. Karena ketidakpastian inilah sesungguhnya yang menjadi "momok" atau ketakutan banyak masyarakat untuk tidak pernah mau mencoba memanfaatkan peluang investasi pada saham.


Padahal, secara rata-rata hasil investasi yang dicapai dalam setahun pada saham jauh lebih tinggi diatas hasil tabungan bahkan deposito. Kalau tabungan memberikan hasil 3% pertahun, dan deposito berjangka sekitar 6% pertahun, maka saham bisa memberikan lebih 10% pertahun. 

Betul bahwa prinsip investasi berlaku secara nyata yaitu high risk high return, low risk low return, tetapi risiko yang dialami dalam investasi saham itu tergolong calculated rsik, dan bukan gambling investment atau main judi. Kalau main judi, bisa langsung hilang/habis semua modalnya, tetapi dengan saham risiko kerugian bisa dihitung sebelum terjadi kerugian itu sendiri.

Dengan strategi cutt lose, capital gain atau capital lose, seorang investor mampu menentukan tingkat risiko kerugian maupun keuntungan yang bisa didapat dalam sebuah portofolio yang dimiliki, dan terus menerus di maintence secara progressive dan agresif untuk mencapai tujuan investasinya.

Seorang investor yang memiliki portofolio yang sedang menurun hasilnya, harganya sedang berada dibawah, bisa melakukan pembelian kembali ketika meyakini harga sudah berada di bottom line price dan akan segera rebound, sedemikian sehingga harga rata-rata saham dalam portofolionya bisa menjadi positif kembali.

Keputusan selalu ditangan Investor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun