Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apakah Nasib Donald Trump Sama dengan Bill Clinton atau Richard Nixon?

4 Februari 2020   10:23 Diperbarui: 4 Februari 2020   10:38 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.cnnindonesia.com/

Bagaimana dengan nasib dari Donald Trump pada saat sidang Senat besok? Apakah dia akan mengundurkan diri seperti pendahulunya dari Partai Republik Richard Nixon? atau nasibnya sebaik Bill Clinton yang memang mengakui kesalahannya sehingga senat memutuskan untuk tidak dipecat?

Kalkulasi politik, publik sudah menduga bahwa Donald Trump pasti lolos dan tidak akan dipecat oleh Senat AS. Karena dari 100 suara di Senat, 53 suara merupakan suara Republik yang mendukung Donald Trump menjadi Presiden AS dan sisanya sebanyak 47 suara dari Partai Demokrat. 

Artinya, kalau pemungutan suara dilakukan, harusnya Donald Trump aman. Kecuali kalau ada suara yang membelok dari Republik ke Demokrat, dengan syarat  yang ditentukan oleh konstitusi negara Paman Sam ini.

Indikasi tentang kemungkinan kalkulasi ini sudah mulai tercemin dari proses persidangan yang dilakukan oleh Senat AS sebelumnya. Khususnya ketika dinilai perlunya kehadiran saksi-saksi yang membuktikan kesalahan dari sang Presiden AS ini. 

Nampak begitu ketatnya suara senat untuk tidak menjatuhkan Donald Trump. Walaupun dari pihak Partai Demokrat mendorong agar senat memberikan kesempatan bagi saksi-saki untuk mengungkap kebenaran terhadap tuduhan kesalahan yang dilakukan oleh Presiden Trump.

Tetapi, apakah benar Donald Trump tidak bersalah seperti yang dituduhkan oleh DPR saat memutuskan pemakzulan itu pada 18 Desember 2019 yang lalu?

Pertanyaan ini menjadi sangat mendasar. Apakah sekaliber AS ini masih memiliki nilai-nilai kebenaran yang hakiki dan obyektif atau kebenaran yang dibenar-benarkan saja hanya untuk menjadi harga diri partai, kepentingan politik artificial, kepentingan sesaat? Harusnya yang dihendaki adalah kebenaran yang hakiki itu.

Dari dinamika sidang-sidang di Senat AS sesungguhnya ada juga anggota senat dari Republik yang melihat apa yang dilakukan oleh Donald Trump sesuatu yang salah dan seharusnya tidak dilakukan oleh seorang Presiden, hanya karena ambisi untuk memenangkan kembali jabatan Presiden untuk periode kedua pada November yang akan datang, seperti diberitakan oleh voaindonesia.com :

https://www.voaindonesia.com/a/
https://www.voaindonesia.com/a/

Sejumlah Senator penting partai Republik mengatakan, permintaan Trump kepada presiden Ukraina untuk mengadakan penyelidikan atas calon saingannya dalam pilpres tahun ini salah, tapi tidak cukup penting untuk menurunkannya dari jabatan. Senator partai republik Lamar Alexander dan Senator Joni Ernst mengatakan hari Minggu (2/2), bahwa Trump bersalah ketika ia minta bantuan Zelensky untuk mengadakan penyelidikan itu sambil menahan bantuan militer berjumlah 391 juta dolar bagi Ukraina yang sedang berjuang melawan separatis pro-Rusia di kawasan timur negara itu. "Saya kira ia mestinya tidak melakukan hal itu, dan saya kira itu adalah tindakan yang salah," kata Alexander. Tapi Alexander menambahkan bahwa apa yang dilakukan Trump itu "masih jauh dari tuduhan bahwa ia melakukan pengkhianatan, penyogokan, kejahatan berat dan ringan" yang dirumuskan oleh UUD sebagai kejahatan yang bisa mengakibatkan Trump disingkirkan dari jabatan.

Walaupun kasus yang dihadapi oleh Donald Trump berbeda, akan tetapi berkaca dari Presiden AS ke 37 Richard Nixon, setelah berjuang untuk menutupi bahkan membela diri, akhirnya dia menyadari bahwa dia melakukan kesalahan fatal. Dan karenanya dia berani mengatakan saya mengundurkan diri sebagai orang nomor satu di negara adi daya ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun