Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Membebaskan Prabowo dari "Penyanderaan"

14 Juli 2019   14:50 Diperbarui: 14 Juli 2019   15:14 3029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.facebook.com/Jokowi/

Secara politik, hal ini sungguh sangat lumrah adanya. Kepentingan yang sangat besar bagi pendukung Prabowo selama ini, tidak mau menyia-nyiakan peluang untuk memperjuangkan kepentingan mereka. Bahkan yang terakhir ada dorongan sangat kuat agar Prabowo dengan Gerinda dan koalisinya menjadi oposisi dalam kabinet Jokowi.

Lagi-lagi itu semua tuntutan yang sangat wajar dan bisa di mengerti dengan jelas. Walaupun tidak selalu harus semua masyarakat setuju atau mendukungnya.

Apa yang terjadi dengan pertemuan yang heboh kemarin antara Jokowi dengan Prabowo, yang di liput dan diviralkan oleh semua pemberitaan di media dalam dan luar negeri?

Yang terjadi adalah, pertama, Prabowo telah bebas dari "penyanderaan" yang selama ini dilakukan oleh kekuatan yang ada dan terus berkembang dalam kubu pendukungnya. Dan Jokowi yang membebaskan Prabowo dari cengkeraman dahsyat yang nyaris bisa mematikan.

Kedua, bukan saja hanya membebaskan Prabowo, tetapi ikatan kekuatan yang menyandera Prabowo selama ini menjadi lepas nampak tak memiliki kekuatan, dan perlu mencari pengikat yang baru.

Dilaporkan oleh detik.com  dengan judul berita "Prabowo bertemu Jokowi, PA 212 angkat kaki". Novel Bamukmin, juru bicara Persaudaraan Alumni 212 menegaskan kalau mereka sudah kembali ke khitoh semula, yaitu tidak ada lagi bersama partai mana pun juga, juga Prabowo dan Badan Pemenganan Nasional.

PA 212 akan meneruskan perjuangan mereka untuk melawan kecurangan tanpa Prabowo dan Gerinda.

Ketiga, Prabowo dengan partai politiknya Gerinda menjadi "bebas" dari berbagai cengkeraman yang selama ini menjadi agenda untuk memenangkan ke kursi RI-1. Dan dengan begitu, Prabowo memiliki posisi yang lebih baik dalam konstelasi politik di Senayan, mengingat jumlah kursi yang dimiliki tidak sedikit.

Dalam posisi ini, mimpi Prabowo untuk ikut memajukan negeri ini agar memiliki kedaulatan bisa diakomodir secara politik. Menjadi partner seimbang sebagai oposisi ataupun collaboration dengan pemerintahan Jokowi.

Keempat, hancurnya "kecebong" dan "kampret" yang selama ini menjadi identitas dari pendukung militan dari Jokowi yaitu kecebong, dan kelompok pendukung Prabowo adalah kampret. Yang ada  sekarang adalah masyarakat Indonesia

Kelima, upaya Jokowi untuk melakukan pembebasan Prabowo dari penyanderaan kekuatan PA 212, menjadi kemenangan bagi demokrasi yang bersih dan powerful di Indonesia. Karena targetnya adalah memajukan kualitas demokrasi Indonesia yang tidak berbasis dengan pendekatan radikalisme dan terorisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun