Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Topeng-Topeng Pemimpin yang Miskin Integritas

14 Mei 2019   13:04 Diperbarui: 14 Mei 2019   22:47 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu maka masalah integritas membutuhkan introspeksi yang penuh dengan kerendanhan hati seorang leader untuk mengembalikan kepercayaan yang hilang. Kalau tidak maka akan menerima penolakan dari publik dan tidak dipilih.

Bila menjadi seorang pemimpin maka menuntut Anda melakukan apa yang benar dan bukan apa yang mudah dilakukan. Sebab diharapkan agar tindakan itu harus mencerminkan kata-kata yang diucapkan dalam semua segi kehidupan. Jangan berbohong apalagi mengenakan topeng-topeng.

Dari mana memulainya? Seorang pemimpin secara sederhana, semuanya mulailah dengan menepati janji yang diucapkan, ambillah keputusan yang benar-benar adil, jalankan komunikasi yang tulus dan jujur, tunjukkan untuk mengambil tanggung jawab yang besar, dan ini yang penting yaitu memperlakukan orang lain dengan bermartabat dan menghormati.

Ingat dengan baik bahwa sebagai seorang pemimpin bahwa integritas bukan salah satunya, tetapi segala-galanya, yaitu apabila Anda tidak memiliki integritas, orang tidak akan mempercayai Anda. Kalau orang tidak mempercayai maka mereka tidak akan mengikuti Anda.

Dan yang lebih parah lagi adalah seseorang yang tidak memiliki integritas, sama saja dengan seseorang yang tidak memiliki apa-apa dalam hidupnya. Artinya, bila Anda seorang pemimpin maka milikilah integritas yang kuat maka Anda akan memiliki orang yang akan mempercayai dan mengikuti Anda sebagai Leader !

Yupiter Gulo, 14 Mei 2019


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun