Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengapa Prabowo "Ngotot" Mau Menjadi Presiden RI?

18 September 2018   12:23 Diperbarui: 10 Januari 2019   12:00 9440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengingat seorang Prabowo adalah Pemimpin sebuah Parpol, maka perjuangannnya untuk menjadi seorang calon presiden merupakan kepentingan politik. Kepentingan politik berarti ada tujuan dan target yang harus diperjuangkan apabila menjadi Presiden.

Dalam berbagai kesempatan, seorang Prabowo memberikan alasan utama mengapa terus mencalonkan diri menjadi calon presiden karena kerisauannya tentang kondisi Indonesia hingga saat ini.

Prabowo menilai bahwa Indonesia ini tidak memiliki kedaulatan atas negara ini. Karena secara ekonomi didominasi oleh kekuatan dan kekuasaan asing. Karena hampir semua lini ekonomi dikuasai dan dikendalikan oleh asing. Jadi secara tidak langsung Indonesia tidak memiliki kedaulatan ekonomi karena negara asinglah yang berdaulat. Padahal negeri ini sudah merdeka, dan seharusnya berdaulat secara ekonomi.

Ketika dia menjadi Presiden kalau terpilih, maka mimpinya adalah agar Indonesia memiliki kedaulatan atas semua sumber daya ekonominya.

Hal inilah yang terus mengganggu pikirannya, sehingga dia akan terus mencoba menjadi orang nomor 1 di republik ini. Karena hanya dengan menjadi Presidenlah maka kedaulatan itu bisa dipulihkan.

Kepentingan Pribadi

Adakah pertimbangan lain mengapa seorang Prabowo terus ngotot ingin menjadi Presiden? 

Dalam diskusi dikalangan publik, membaca perjalanan sejarah sejak tahun 1998 ketika reformasi bergulir dan rezim Soeharto, orde baru, runtuh, maka seorang Prabowo juga ikut runtuh karena bagaimanapun Prabowo tidak bisa dipisahkan dengan keluarga Soeharto sebagai seorang menantu. 

Apalagi dengan kasus pelanggaran HAM yaitu terjadinya korban sejumlah mahasiswa pada saat terjadinya kerusuhan Mei 1998. Nama Prabowo selalu dikait-kaitkan, hingga sekarang.

Publik nampak memahami bahwa apabila Prabowo bisa memenangkan konstestan menjadi Presiden, maka peluang dan kesempatan untuk bisa memulihkan dan membersihkan semua kejadian tidak sedap di masa lalu, bisa dilakukan dengan mudah. 

Ini menjadi beban dan sejarah yang tidak mudah bagi seorang Prabowo dengan semua keluarga yang terlibat, termasuk keluarga mertuanya yaitu Soerharto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun