Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengapa Prabowo "Ngotot" Mau Menjadi Presiden RI?

18 September 2018   12:23 Diperbarui: 10 Januari 2019   12:00 9440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.rmolsumsel.com

Dalam kelas kuliah Leadership, ketika  membahas topik tentang Developing Leadership Diversity, seorang mahasiswa mengajukan pertanyaan yang sangat sederhana tetapi sangat aktual. Pertanyaannya adalah mengapa Prabowo "ngotot" menjadi Presiden Republik Indonesia? 

Saya bertanya balik, mengapa menggunakan kata "ngotot"? Kemudian si mahasiswa menjawab, karena sudah beberapa kali mencalonkan diri menjadi Presiden tetapi selalu gagal, dan kalau sudah gagal ya, harusnya jangan nyalon lagi, kan ini namanya "ngotot"!

Prabowo, memang betul beliau sudah empat kali menjadi calon presiden RI dan selalu gagal. Yang pertama ketika mengikuti konven calon presiden yang diadakan oleh Partai Golkar dia dikalahkan oleh Wiranto, kemudian ketika berpasangan dengan Megawati lalu gagal, yang ketiga pada tahun 2014 berpasangan dengan Harta Rajasa lalu kalah dengan Jokowi dan Jusuf Kalla. Dan terakhir tahun ini/depan berpasangan dengan Sandiago Uno berhadapan dengan pasangan Jokowi dan M Amin.

Memang menarik melihat semangat dari seorang Prabowo untuk tidak menyerah menjadi calon presiden, kendati usianya tidak muda lagi yaitu 67 tahun. Sebagai seorang yang dididik dan dibesarkan dalam dunia militer, serta mantan petinggi di lingkungan perwira tinggi militer sungguh bisa dipahami bila beliau memiliki semangat yang terus menyala dan pantang menyerah dalam segala medan, hingga titik darah yang penghabisan.

Aktualisasi Diri

Menjadi seorang presiden merupakan sebuah jalur puncak memenuhi kebutuhan aktualisasi diri seseorang karena semua kebutuhan lainnya sudah terpenuhi. Melihat sepak terjangnya, seorang Prabowo adalah menginginkan aktualisasi diri tertinggi dalam perjalanan hidupnya yaitu menjadi orang nomor satu di negeri ini. 

Semua jenjang lainnya tertinggi sudah digapainya, di militer menjadi Komandan, di bisnis ada banyak perusahaannya, dari segi sosial berada pada level tertinggi dari garis keturunnnya, dan secara materi melebihi dari mencukupi.

Menurut David MacClelland, seseorang yang memiliki N-Ach, Need Achievement yang tinggi tidak pernah berhenti mencoba untuk melakukan berbagai usaha mencapai aktualisasi tertinggi. Dan wilayah untuk itu tersedia baginya yaitu menjadi Presiden.

Menurut pertimbangan ini, dipastikan Prabowo tidak akan berhenti mencoba untuk menjadi calon Presiden hingga terpilih. Seperti yang dilakukan oleh salah satu presiden USA, setelah sekian puluh kali mencoba akhirnya terpilih juga. Sangat mungkin Prabowo terinspirasi dari pengalaman itu.

Jadi, kalau kali keempat ini gagal lagi, maka kemungkinan besar dia akan mencalonkan diri lagi pada lima tahun kedepan sejauh kriteria peraturan dimungkinkan.

Pertimbangan Politik

Mengingat seorang Prabowo adalah Pemimpin sebuah Parpol, maka perjuangannnya untuk menjadi seorang calon presiden merupakan kepentingan politik. Kepentingan politik berarti ada tujuan dan target yang harus diperjuangkan apabila menjadi Presiden.

Dalam berbagai kesempatan, seorang Prabowo memberikan alasan utama mengapa terus mencalonkan diri menjadi calon presiden karena kerisauannya tentang kondisi Indonesia hingga saat ini.

Prabowo menilai bahwa Indonesia ini tidak memiliki kedaulatan atas negara ini. Karena secara ekonomi didominasi oleh kekuatan dan kekuasaan asing. Karena hampir semua lini ekonomi dikuasai dan dikendalikan oleh asing. Jadi secara tidak langsung Indonesia tidak memiliki kedaulatan ekonomi karena negara asinglah yang berdaulat. Padahal negeri ini sudah merdeka, dan seharusnya berdaulat secara ekonomi.

Ketika dia menjadi Presiden kalau terpilih, maka mimpinya adalah agar Indonesia memiliki kedaulatan atas semua sumber daya ekonominya.

Hal inilah yang terus mengganggu pikirannya, sehingga dia akan terus mencoba menjadi orang nomor 1 di republik ini. Karena hanya dengan menjadi Presidenlah maka kedaulatan itu bisa dipulihkan.

Kepentingan Pribadi

Adakah pertimbangan lain mengapa seorang Prabowo terus ngotot ingin menjadi Presiden? 

Dalam diskusi dikalangan publik, membaca perjalanan sejarah sejak tahun 1998 ketika reformasi bergulir dan rezim Soeharto, orde baru, runtuh, maka seorang Prabowo juga ikut runtuh karena bagaimanapun Prabowo tidak bisa dipisahkan dengan keluarga Soeharto sebagai seorang menantu. 

Apalagi dengan kasus pelanggaran HAM yaitu terjadinya korban sejumlah mahasiswa pada saat terjadinya kerusuhan Mei 1998. Nama Prabowo selalu dikait-kaitkan, hingga sekarang.

Publik nampak memahami bahwa apabila Prabowo bisa memenangkan konstestan menjadi Presiden, maka peluang dan kesempatan untuk bisa memulihkan dan membersihkan semua kejadian tidak sedap di masa lalu, bisa dilakukan dengan mudah. 

Ini menjadi beban dan sejarah yang tidak mudah bagi seorang Prabowo dengan semua keluarga yang terlibat, termasuk keluarga mertuanya yaitu Soerharto.

Pertimbangan dan alasan ini tentu merupakan kepentingan pribadi seorang Prabowo. Sangat lumrah dan sah-sah saja dalam ranah politik bahwa tujuan, target dan kepentingan berbagai pihak dan hal ini bisa saja diakomodir sejauh tidak melanggar ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku.

Pada level seperti ini, seorang Prabowo yang tidak terpilih menjadi Presidenpun masih tetap memiliki bargaining power secara politik dalam menghadang dan menghadapi berbagai tudingan-tudingan politik yang bisa membawa masalah besar bagi dirinya kalau tidak dicounuter secara politik juga.

Memang, masalah politik, tudingan politik, tuduhan politik harus dihadapi dengan strategi, cara dan taktik dan alasan politik juga. Kalau tidak maka situasinya akan menjadi berbeda.

Apakah Prabowo akan bisa dipilih jadi Presiden pada tahun 2019? Bisa saja terpilih dan tidak terpilih. Namun, mengingat beberapa alasan sederhana diatas, maka dipastikan semua strategi dan cara untuk memenangkan pertandingan pasti akan dilakukan. Tidak saja kubu Prabowo, tetapi kubu Jokowi juga akan melakukan hal yang sama.

Kalau demikian, situasinya pasti akan sangat tegang, panas dan potensial munculnya konflik baik horizontal maupun vertikal. Inilah artinya tahun politik bagi RI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun