Mohon tunggu...
Yunita Sabardi
Yunita Sabardi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sedang belajar menulis, jika tulisanku absurd memang benar adanya :) terimakasih telah dikritik tapi sebenarnya tak siap.he3

JATENG

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Serunya Perjalanan Singkat ke Kota Batik

5 Januari 2020   08:14 Diperbarui: 8 Januari 2020   19:06 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengintip indahnya langit di pagi hari dari jendela kereta api. | dokpri

Sekitar 2 jam kami berada di komplek alun-alun. Anak terkecil saya  bermain mewarnai pasir. Dengan 15ribu rupiah dapat gambar dari sterofoam dan pasir untuk mewarnai. Sayapun masih sempat meet up juga di Masjid Kauman dengan teman seperjuangan ketika masih menimba ilmu di kota Malang. Kalau anak pertama tetep hunting mobil hotwhell di Plaza untuk menambah koleksi.

Jam 10 malam kami kembali ke hotel. Saat mata seharusnya sudah terpejam, perut tiba-tiba tidak bisa kompromi karena lapar melanda. Satu-satunya solusi adalah pesan makanan via online. Yang saya pesan adalah nasi megono. Ini makanan yang sudah lama membuat saya penasaran. 

Nasi megono khas Pekalongan | dokpri
Nasi megono khas Pekalongan | dokpri
Dengan harga 10ribu sudah dapat nasi megono dengan telur dadar, tempe goreng dan sambal. Menurut saya ini enak, murah dan bikin kenyang

Pagi harinya kami bersiap menuju Pasar Grosir Sentono yang konon menjual berbagai macam pakaian dan hasil kerajinan batik pekalongan dengan harga murah. Kalau sudah di Pekalongan katanya kurang lengkap jika tidak mampir ke Pasar Sentono. Karena sekitaran terminal atau depan komplek Dupan Square adalah zona merah ojek online, kami naik mini bus menuju Pasar Sentono yang tidak terlalu jauh. Hanya menghabiskan waktu sekitar 5 menit perjalanan.

Berada di zona merah ojek online | dokpri
Berada di zona merah ojek online | dokpri
Pasar Sentono di jam 9 pagi masih terlihat sepi, hanya beberapa toko saja yang sudah terlihat buka. Kami memutuskan untuk sarapan di belakang kios-kios pakaian. Di sini terdapat banyak kios-kios makanan bahkan oleh-oleh khas Pekalongan.

Kali ini saya sangat ingin mencoba Soto Tauto, salah satu makanan khas daerah Pekalongan. Soto dengan campuran tauco dan cabai sehingga kuah yang segar, manis, asam dan sedikit pedas berwarna merah. Ini cocok sekali dengan lidah saya yang bukan penggemar pedas. 

Lontong dan Soto Tauto | dokpri
Lontong dan Soto Tauto | dokpri
Selesai kulineran mulai hunting batik. Harga batik di Pasar Sentono terkenal murah, daster dan atasan batik ada yang dijual 100ribuan sudah dapat 3. Tetapitidak semua pedagang menyediakan batik murah, ada juga kios yang menjual batik di atas 200ribuan dan tidak dapat ditawar tentunya harga sudah sesuai dengan kualitas bahannya.

Saat sedang asik memilih batik, ada whatsapp dari teman yang semalam saya temui di Masjid Agung Kauman. Ternyata dia sudah berada di komplek Pasar Sentono. Dia berjanji akan mengantar saya jalan-jalan di Pekalongan bahkan akan mengantar saya pulang sampai ke rumah. Woww!

Akhirnya saya batalkan travel yang saya booked tadi pagi.

Perjalanan selanjutnya menuju Museum Batik.

HTM ke Museum Batik sebesar 5ribu untuk dewasa dan 2ribu untuk anak-anak. 

Setelah mengisi buku tamu, kami diizinkan masuk ruang pamer. Ada 3 ruang pamer sebelum ke ruang praktek membatik. 

Canting sebagai alat membuat batik tulis | dokpri
Canting sebagai alat membuat batik tulis | dokpri
Pewarna alami untuk batik | dokpri
Pewarna alami untuk batik | dokpri
Di ruang praktek membatik, kita diberi kain berukuran sekitar 1520 cm. Khusus anak-anak hanya boleh menggunakan alat cap batik dengan pengawasan orang tua. Orang tua menggunakan canting sebagai alat batik tulis. Di ruang ini anak-anak begitu menikmati.
Belajar membuat batik cap | dokpri
Belajar membuat batik cap | dokpri
Hasil batik cap | dokpri
Hasil batik cap | dokpri
Tidak mudah ternyata memegang canting dan kain, butuh kesabaran dan ketrampilan tentunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun