Tepatnya tahun 1988 Icuk melakukan satu-satunya kemenangan atas musuh bebuyutannya, Yang Yang asal Tiongkok. Icuk menjadi juara, dengan mempencundangi Yang Yang, sebagai satu-satunya kemenangan atas Yang Yang di final.
Bisa dikatakan kala Icuk mendekati penghujung kariernya (Icuk tidak bermain sebagai tunggal sejak Thomas Cup tahun 1990) meraih kesuksesan dengan menumbangkan si kidal juara dunia 1987 tersebut.
Kalau pembaca masih ingat pada tahun 1984 sampai (barangkali) 1989 ada segitiga saling mengalahkan antara pemain tunggal top dunia. Icuk Sugiarto tidak pernah menang melawan Yang Yang (CHN), tapi Icuk sering menang lawan Morten Frost Hansen (Denmark). Sedangkan Yang Yang sering kalah saat melawan Morten.
Meski pengecualian selalu ada. Saat juara dunia 1983, Icuk memenanginya di Kopenhagen (Denmark). Waktu final All England 1987, Morten mengalahkan Icuk, di benua Eropa. Morten belum pernah juara dunia, hanya finalis dua kali, kalah melawan Han Jian (tahun 1985) dan Yang Yang (1987).
Dari ketiganya hanya Yang Yang yang pernah juara All England dan juara dunia. Namun hanya Icuk yang sempat merasakan juara beregu Sudirman Cup (1989).
Dari belasan kali kalah, Icuk hanya menang sekali lawan Yang Yang. Yaitu di final Hong Kong Open tahun 1988.
Saat ditanya wartawan apa resep kemenangan atas Yang Yang (setelah belasan kali Icuk kalah) jawabnya, "Saya dalam kondisi terbaik". Jikalau perihal ini dibuat relevan dengan kekalahan pemain-pemain kira, berarti Alwi Farhan, Sabar/ Reza, apalagi Ginting dan/ atau Leo/Bagas, tidak dalam kondisi terbaik.
Hal yang sama terjadi pada sektor putri, baik tunggal maupun ganda. Cukup lumayan ada ganda campuran Adnan Maulana/ ICS Jamil sebelum akhirnya tumbang atas Guo Xinwa/ Chen FH dari Tiongkok.
Icuk mengalahkan Yang Yang di tahun 1988. Artinya sudah 37 tahun lalu kejayaan tunggal putra dijejakkan untuk pertama kalinya. Mengikuti ganda Kartono/ Heryanto yang menjadi juara di saat perhelatan pertama Hong Kong tahun 1982.
Sesudah Icuk, berkelebatan juara HK Open dari Indonesia terutama sektor tunggal seperti Hermawan Susanto (tahun 1993), kemudian Heryanto Arbi (1994 dan 1995), Budi Santoso (1998), terakhir Jonathan Christie di tahun 2023.
Icuk orang Solo, memulai klub di PB Abadi di kota Surakarta. Pernah juara di Hong Kong. Mendaratlah gelar juara di priyayi Solo tersebut. Tapi saat ini? Tidak ada gelar sama sekali.