Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mata Hati yang Terluka (Bagian 3)

3 Juni 2020   10:22 Diperbarui: 3 Juni 2020   10:20 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Pexels.com

"Ma, ini teman sekelasku yang namanya Geofany.  Cakep kan Ma?" pernah Audrey menunjukkan foto di HP-nya. ABG laki-laki itu memang berwajah lumayan enak dilihat.

"Kamu naksir dia?" tebaknya seperti sudah tahu arah pembicaraan Audrey. Wajahnya hanya tersipu merespon pertanyaan Santi.

Seperti dituntun untuk mengikuti kisah asmara yang berliku, Santi menjadi ingin tahu apakah sekarang Audrey sudah putus dari Rama. Menanyakan secara langsung tidak akan mendapat jawaban memuaskan. Audrey pintar mengelak atau mengarang kisah lain yang menyenangkan untuk didengar. Karena itu secara sembunyi-sembunyi Santi mulai membaca SMS di inbox HP Audrey agar tahu kisah apa yang sedang dimainkan anak gadisnya.

Benar dugaannya ternyata Audrey menyukai Geofany. Rama mengetahui itu dan mulai melakukan ancaman kepada Audrey. Kata-kata kasar yang mengancam untuk melakukan kekerasan fisik nampaknya sudah sering ditujukan kepada Audrey. Begitu seringnya hingga sudah tak mempan. Audrey sudah kebal dengan berbagai makian dan ancaman. Meski bagi Santi semua itu terasa menyakitkan hati. Emosinya memuncak setiap kali membaca SMS Rama yang penuh dengan caci maki. Dari dulu pun dia sudah tahu dan kerapkali menyuruh Audrey segera mengakhiri hubungan. Tapi bagaimana bisa ke luar dari hubungan itu ? Audrey pasti ketakutan.  Terpaksa bertahan dengan keadaan yang dihadapinya. 

Kalau saja dia bisa masuk ke dalam kehidupan mereka untuk menyelesaikan hubungan itu. Ah, begitu lemahnya Santi menghadapi anak-anak itu. Tak mengambil tindakan apapun. Tak punya kekuatan memaksa. Kata-katanya selama ini dianggap angin lalu oleh Audrey. Pertengkaran kecil mewarnai hari-hari yang mereka jalani berdua di rumah. Tak pernah ada penyelesaian. Berjalan begitu saja sekehendak hati sesuai takdir yang akan terjadi . Tak ada upaya mencegah petaka. Pasrah berserah pada keadaan dan kebaikan Tuhan. Doa-doa yang dipanjatkan setiap saat mungkin saja perlu perjalanan panjang untuk mendapat jawaban.

Ketika ujian akhir sekolah selesai, kelegaan menghampiri diri mereka berdua. Santi dan Audrey merasa terbebas dari tekanan yang lama bertahan mengisi hari-harinya. Meskipun hasilnya belum diumumkan, Audrey merasa pasti lulus dari SMP. Tinggal berdoa mudah-mudahan hasilnya bagus sehingga bisa masuk SMA yang juga bagus.

Santi berharap akhir dari hubungan Rama dan Audrey akan segera tiba. Diperhatikan akhir-akhir ini, Audrey sering  tak menjawab telpon dari Rama. Bahkan beberapa kali Rama datang tak ditemuinya. Terpaksa Santi berbohong mengatakan Audrey masih tidur atau pergi. Kalaupun Rama tahu Audrey ada di rumah maka akan dikatakan kalau Audrey sedang tak ingin diganggu atau tak mau bertemu dengan Rama.

Usaha Rama untuk bertemu Audrey belum juga membuahkan hasil hingga beberapa hari terakhir ini. Wajahnya kusut, matanya yang dibantu kaca mata tebal untuk memperjelas pandangan itu terlihat  makin letih. Ada warna kemerahan di putih matanya. Bisa jadi kurang tidur.

"Saya harus bertemu Audrey sekarang, Tante!" pintanya memelas.

"Tapi dia nggak mau ketemu kamu," ketus suara Santi menjawab.

"Tolong, Tante . Sebentar saja. Ini sangat penting!" kembali Rama memohon. Tertunduk wajahnya menunggu jawaban yang akhir-akhir ini selalu tak mengenakkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun