Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mata Hati yang Terluka (Bagian 1)

27 Mei 2020   13:51 Diperbarui: 27 Mei 2020   13:42 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sekolah ikut ekstra kurikuler paduan suara, band anak, melukis dan membaca Al-quran. Di luar  masih bergabung dengan klub renang, sanggar tari, klub modelling, les vocal dan les biola. Hampir setiap minggu mengikuti lomba-lomba menyanyi atau modelling. Kadang diseling dengan mengikuti lomba menggambar dan mewarnai.

         Sebagai Ibu, Santi selalu mendampingi Audrey setiap mengikuti les atau lomba-lomba. Hari Minggu sering dihabiskan di tempat lomba dari pagi hingga sore. Kalau lomba dimulai sudah siang atau menjelang sore, biasanya baru akan selesai malam. 

Waktu kelas tiga SD, Audrey mengikuti lomba menyanyi yang pengumumannya jam sebelas malam. Lombanya dimulai siang tapi pesertanya banyak dan jenis lombanya juga banyak, termasuk lomba paduan suara dan band. Pada kesempatan itu, Audrey menjadi juara dua sehingga tidak sia-sia menunggu hingga malam meskipun kedinginan dalam perjalanan pulang. Baik Audrey maupun  Santi sama-sama tidak mengenakan jaket karena tidak mengira  lomba  akan berlangsung begitu lama.

       "Kamu ini mengeksploitasi anak,"  kritik Danu, salah seorang teman kerjanya yang sedang studi pascasarjana di bidang psikologi.

       "Istilah eksploitasi tidak tepat untuk kasusku ini," bela Santi merasa tidak melakukan tindak eksploitatif. "Audrey menyukai semua kegiatan yang diikutinya. Dia senang ikut lomba-lomba. Kalau menang dapat hadiah piala, piagam dan kadang dapat  uang juga. Kalau kalah dia bisa menerima kekalahannya karena  menyadari  ada yang lebih bagus darinya."

        "Tapi dia kehilangan masa kanak-kanak hanya untuk mengejar kebanggaan sebagai juara. Hanya ingin diperhatikan  dan dikagumi orang ketika tampil di atas panggung, "  Danu masih tetap ngotot.

        "Dia bertemu banyak teman di tempat les atau di tempat lomba. Mereka saling mengenal, ngobrol dan main bersama. Dia masih tetap bisa bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya," tutur Santi menanggapinya.

Sekilas Danu tersenyum lalu terdiam beberapa saat. Dijentik-jentikkan ibu jari dan telunjuknya ke sisi meja tempatnya menaruh mangkuk soto ayam yang baru saja diantarkan Ibu pemilik kantin di dekat kantor mereka. Sementara Santi memandangi gelas berisi jus sirsak di depannya sambil menunggu pesanannya datang.

          "Sebenarnya apa tujuanmu dibalik semua tindakan eksploitasi ini ? Sampai-sampai kamu mengorbankan seluruh energi, waktu dan biaya hanya untuk membuat Audrey menjadi  pusat perhatian semua orang."

          " Tolong  jangan gunakan lagi istilah eksploitasi !" pinta Santi dengan suara meninggi. Tepat pada saat itu  pelayan yang mengantarkan pesanannya datang. Sepiring gado-gado dalam nampan itu seperti hendak terjatuh karena pelayan yang membawanya terkejut oleh intonasi suara Santi. Danu tersenyum tipis menyaksikan pemandangan di depannya.

          "Okelah terserah apa istilahnya. Aku cuma ingin tahu motifnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun