Mohon tunggu...
Yulianto Satmoko
Yulianto Satmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Sederhana dalam berfikir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Keheningan

26 Februari 2021   02:53 Diperbarui: 26 Februari 2021   03:23 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Keheningan itu bukan tentang rasa sepi

Atau duduk bersandar bersunyi diri

Atau menghindar dari debu menempel di kaki

Tetapi keheningan di pikiran dan hati

Alun dan badai atau panas membara berhenti

Lambat, tenang dan berfokus diri

Tak ingin tahu tentang hal lain yang tiada perlu lagi

Tiada kekalahan dimaknai sendiri ataupun ketakadilan menggerutu di hati

Keheningan manakala mirip dikungkung di serambi

Menatap jalanan dan orang lewat dengan lurus hati

Menendang, menghalau rasa iri dan benci

Hidup ini tak pasti, waktumu esok, nanti atau sebentar lagi

Keheningan, selesai merapat diri

Manakala nanti tak mampu lagi

Lidah untuk berkilah atau tangan untuk menggenggam jari

Semua berakhir dalam hitungan hari

Kungkungan pandemi ini

Dengarkan suara hati

Tempatkan puzzle berserakan rapi kembali

Hingga tercipta hening dan utuh di nurani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun