Ayah pergilah, Â rumah ini tiada cukup untuk menampungmu
Istriku tiada bisa berada serumah bersamamu dan menampung lagi satu jiwa
Aku tidak ingin minta maaf ayah, Â istriku lebih berharga bagiku, begitulah keadaannya
Aku terpaku menatap kosong  dengan mata rabun senja.Â
Sengat itu masih seperti sebuah delusi, Â benarkah buah hatiku mengatakannya?Tersadar esok hari tertidur di rumah tua sendirian, Â rumah siapa?Â
Siapa yang membawa hingga aku terjaga
Dalam kebingungan dan dibuang rupanya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!