Pagi buta menjelma
Berjalan bermili-mili lamanya
Menopang badan yang kini tak lagi sempurna
Hanya untuk mencari rupiah saja
Membeli beras untuk sanak saudara
Menapak kaki berjalan bersama dagangannya
Ringkih, tua
Itulah mereka
Bekerja keras tanpa dirasa
Peluh bukan lagi rahasia
Panas, hujan bukan lagi derita
Selama ada hari untuk mereka bekerja
Berjalan berkeliling-liling kota
Untuk menawarkan barang bawaannya
Derita wajahnya nyata, kasat mata tentunya
Meski senyum itu tak lagi sempurna dibibirnya
Namun mengenai ikhlas kurasa merekalah juaranya
Namun kata orang mereka adalah rakyat jelata
Banyak orang yang tak tau tentang mereka
Merekalah
Yang memiliki hari sekuat baja
Caci maki tak pernah luput dari telinga
Petugas silih berganti datang menghampiri
Memperingatkan, mengusir, bahkan memenjarakan mereka
Tapi mereka tetap setia pada pekerjaannya
Tak pernah terpikir untuk mengganti dengan yang lainnya
Terdengar ada jeritan di hati mereka
Namun tak mampu terucapkan
Tentang mereka yang terasingkan
Tergerus oleh toko-toko besar yang kian merajalela di setiap jalan
Mereka terpinggirkan dengan sendirinya tanpa rela sebenarnya
Hanya mampu menjajakan dan menunggu pembeli menghampirinya
Tapi kini,,,,
Hanya satu dua kiranya
Yang datang untuk membeli tapi sekedar kasihan saja
Tak jarang tawar menawar terkadang terjadi lama
Tak tahukah manusia
Tak adakah rasa kasihan melihatnya yang tak punya apa-apa
Hanya balik modal yang mereka harap sebenarnya
Namun lamanya tawar menawar terjadi begitu saja
Demi menurunkan harga sampai sesak rasanya
Tapi itulah mereka, manusia sekuat baja
Manusia dengan hati selembut sutera
Selalu mengalah pada orang-orang diluar sana
Hanya mengharap ridho dan berkah dariNya
Aku percaya itu adanya
                Yulia Ayu Pramitasari