Mohon tunggu...
Yulianita Abu Bakar
Yulianita Abu Bakar Mohon Tunggu... Guru - Guru

There are things more important than happiness (Imam Syamil's son)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pemilik Kambing

2 Maret 2024   00:57 Diperbarui: 2 Maret 2024   00:58 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kita tidak pernah tahu bagaimana hidup kita akan berakhir. Bahkan apa yang akan terjadi lima menit kemudian tidak ada yang bisa menebak. Yang mungkin kita lakukan adalah hanya menjalani hari ini.

Ini adalah kisah di desa kami. Dahulunya desa ini, penduduknya  sedikit. Keluarga-keluarga bisa di katakan tidak ada yang miskin. Meski bekerja sebagai petani dan pembuat kue. Tanah luas yang di wariskan dari generasi ke generasi, di gunakan untuk menanam padi, dan tanaman lainnya. Hasilnya di jual untuk kebutuhan sehari-hari dan pendidikan anak-anak mereka. Sebagian keluarga juga memiliki ternak, seperti sapi, kambing, bebek, ayam. Anak-anak biasanya memilih memelihara kelinci atau merpati. 

Para pendahulu, nenek- kakek kami adalah orang-orang yang religius. Mereka tidak hanya mengirim anak-anaknya ke guru ngaji untuk belajar agama, tapi mereka sendiri tetap pergi ke surau untuk belajar. Terbiasa salat berjamaah, dan bila ramadan tiba, masjid dan surau selalu penuh. 

Sekarang, desa ini sudah sangat ramai. Sawah telah di timbun untuk mendirikan kompleks perumahan

Banyak orang yang telah berubah. Meninggalkan moral dan adab sebagai warga. Berbeda dengan yang di ajarkan oleh para pendahulu kami. Ada satu keluarga yang lebih mencolok dari keluarga lain. Keluarga buk Boidah. Dia memiliki suami yang sering menang judi. dalam bahasa kami di sebut buntut. Dikarenakan  sering menang., mereka bisa membeli mobil untuk di jadikan usaha.
Anak-anaknya semua masuk FKIP. Lalu menjadi guru setelah menyelesaikan kuliah. Ada yang bekerja di sekolah umum, dan ada yang bekerja di salah satu sekolah Madrasah terbaik. 

Orang -orang yang melihat hidup mereka, mengatakan bahwa 'Itu adalah tanda tidak di sayang Tuhan'. Karena orang yang sayang, tidak akan menjadi kaya dengan uang yang tidak halal.
Namun apa pun pendapat orang tentang mereka, yang jelas mereka hidup makmur. 

Bu Boidah memiliki banyak kambing, Kambing betina yang beranak pinak, dari hari ke hari bertambah banyak. Tapi dia tidak memeliharanya. Kambing-kambing itu berkeliaran, mencari makan sendiri, memakan tanaman orang desa. Tidur di mana saja.
Sudah banyak orang yang mengeluh dengan perilaku keluarga bu Boidah. Pernah ada yang datang ke rumahnya, untuk memberi tahu agar ternaknya di ikat di kandang. Bu Boidah malah membalas, "Buatlah pagar, Kalau tanaman nya gak mau di makan".

Saat orang-orang kembali ke majelis gosip. Dan menceritakan jawaban bu Boidah, semua orang yang mendengar tercengang.  
Meski pun hanya dia yang melepas ternaknya, dia tidak peduli pendapat orang tentangnya. 

Hari berganti minggu, menjadi bulan, lalu berganti tahun. Bu Boidah tetap tidak membuat kandang atau memberi makan kambing-kambingnya dengan tangannya sendiri. Orang-orang sudah tidak peduli lagi. lebih tepat tidak tahu harus berbuat apa. Sehingga hanya mengusir kambing-kambing bila kebetulan sempat melihat tanaman nya di makan. Sebenarnya orang-orang juga menaruh kasihan pada kambing-kambing itu. Salah satu warga, Pak Robbi, malah sering mengisi air di ember di halaman rumahnya agar kambing-kambing itu bisa minum. 

Tiba suatu hari, bulan Januari, hujan turun berhari hari karena musim hujan,. Air di mana-mana, banjir, dan desa kami, menjadi salah satu desa yang juga mengalami banjir besar. Waktu itu di gelap malam, suami bu Boidah yang dalam perjalanan pulang dari kerja. di sambar petir tidak jauh dari rumahnya. 

Selesai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun