Begitu masuk, suasana vintage sangat terasa.
Ornamen lawas yang ada  seperti jam dinding, piring hias ataupun iklan zaman dulu, membuat kita seolah terlempar ke masa lalu.
Apalagi di salah satu dinding terdapat peta sekitar Alun-alun Tugu pada zaman Belanda dulu.
Peta Malang atau Malang Landkaart yang sangat sederhana, karena hanya memuat Alun-alun Tugu, Balai Kota, SMA Tugu, Â stasiun kereta api serta daerah sekitar Klojen.
"Ibuk pesan apa?" tanya anak saya, setelah kami mengamati katalog menu sebentar.Â
"Susu dan rempah saja," kata saya. Sebenarnya kepingin ngopi, tapi wedang rempah sepertinya lebih cocok untuk sore yang semriwing ini.
"Matcha sama susu dan rempah ya Mas," kata anak saya pada penjaga kedai yang dijawab dengan anggukan dan senyum ramah.
"Matcha dingin?" kata saya heran. Sungguh tak habis pikir, hawanya dingin seperti ini kok pesan minuman yang ada esnya.Â
"Tidak apa Buk, pingin coba rasanya matcha," katanya sambil tertawa.
Kami duduk dengan posisi tepat menghadap poster bioskop di seberang kami.Â