Kami berhenti di perempatan jalan Pattimura sekitar pasar Klojen.
Suasana  Klojen sore itu lumayan ramai. Kendaraan lalu lalang dan kedai-kedai mulai ramai didatangi pengunjung. Lampu aneka warna mulai menghiasi bagian depan cafe.
Klojen adalah surga pecinta kopi. Ada berbagai kedai kopi di sini yang tampaknya tak pernah sepi, bahkan di pagi hari, seperti Kedai Kopi Abah, Kedai Kopi Hwie, Sido Mulia Klodjen Djaja 1956, Â juga Kopi KlojenÂ
Suasana 'lawas' yang tercipta di tempat ini membuat kegiatan ngopi terasa asyik.Â
Oh ya, 'ngopi' memang berarti minum kopi bareng. Tapi dalam konteks sekarang ngopi lebih bermakna berkumpul, ngobrol bareng dalam suasana santai dan hangat sambil ditemani minuman, meski kadang bukan kopi.
Ngopi makin asyik jika ada camilan yang juga ikut menemaniÂ
Suasana jaman dulu sangat terasa ketika kita melihat poster- poster bioskop yang dipasang  di toko pas di perempatan jalan. Corong atau TOA yang ada di bawah poster memperdengarkan lagu- lagu jadul.  The Beatles dan Beeges bergantian mengisi ruang udara saat itu.
Suaranya timbul tenggelam ditelan ramainya lalu lintas di sekitarnya.
Kami segera masuk ke sebuah kedai kopi. Ini adalah kunjungan kedua saya. Sebelumnya saya sudah pernah ke Kopi Klojen ini bersama teman teman.
Kedai yang sangat unik. Lokasinya pas di perempatan jalan.Â