Pembelajaran Berdiferensiasi, Karena Siswa Dilahirkan dengan Potensi yang Berbeda

Bel tanda pembelajaran berakhir berbunyi. Bergegas saya meninggalkan kelas tujuh A karena ada jam mengajar di kelas lain. Baru keluar dari kelas tiba-tiba seorang siswa memanggil nama saya.

"Maaf Bu, mohon waktunya sebentar,"

Saya langsung berhenti. "Ada apa, Zaki?" tanya saya. 

Baca juga: Sekolah Sadar Kependudukan, Matematika, dan Pembelajaran Berdiferensiasi

Zaki adalah satu siswa saya yang sedikit pemalu, tapi rajin bertanya secara pribadi jika ada kesulitan. Ya, ada siswa yang berani bertanya di kelas ada pula yang lebih suka mendatangi meja saya.

"Saya boleh menunjukkan sesuatu di Hp, Bu?" tanya Zaki lagi.

"Oh, boleh, apa itu?"

Saya segera duduk di kursi yang ada tak jauh dari situ demikian pula Zaki. Zaki sibuk membuka Hp nya sebentar lalu menunjukkan pada saya.

Baca juga: Pentingnya Mendeteksi Masalah Siswa Sebelum Melaksanakan Pembelajaran

Tiktok? Pikir saya heran.

Zaki membuka video tiktok tersebut lalu menunjukkan pada saya

Baca juga: Ketika Mereka Belajar Membuat Aransemen Musik Sederhana, Sebuah Cerita Pelaksanaan P5

"Apakah Ibu bisa membuat seperti ini? Saya suka belajar memakai ini.." kata Zaki serius.