Siswa yang memiliki gaya belajar berbeda tentunya memerlukan proses belajar yang berbeda.
Sebagai contoh masalah Zaki di atas. Menurut hasil pemetaan, mayoritas siswa di kelas Zaki memiliki gaya belajar kinestetik. Karena itu dalam pembelajaran saya langsung mengajak mereka praktik bersama-sama.
Tapi rupanya Zaki berbeda, ia harus melihat tutorial dulu baru mempraktikkannya sendiri. Tentunya untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan sedikit perubahan strategi dalam pembelajaran yang sudah dilakukan.
3. Â Â Diferensiasi produk
Produk adalah hasil pekerjaan yang harus dikumpulkan siswa.
Agar siswa bisa belajar maksimal sesuai dengan bakat dan keinginannya produk bisa dikumpulkan dalam bentuk yang berbeda. Sebagai contoh saya pernah meminta siswa mengumpulkan produk hasil pembelajaran matematika dalam bentuk power point, poster, podcast ataupun video.
Sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi sudah sering dilakukan guru di dalam kelas. Bukankah jika siswa tidak bisa dijelaskan dengan metode satu kita akan mencoba  menggunakan metode yang lain?
Pernah suatu saat siswa saya kurang memahami perkalian bentuk aljabar ketika materi disajikan dalam bentuk perkalian distributif biasa. Strategi langsung saya ubah dengan menyajikan perkalian aljabar dengan menggunakan ubin aljabar, dan siswa langsung mengerti.
Ada banyak tantangan dalam pembelajaran berdiferensiasi. Yang paling terasa adalah agak rumit dalam persiapannya. Hal tersebut bisa diatasi dengan kolaborasi guru mapel dalam  menyusun strategi pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai.
Berkaca dari  hal tersebut penting bagi guru untuk  terus belajar dan berbagi pengalaman dengan teman sejawat lainnya.  Sharing, tukar pengalaman dan saling menimba ilmu bisa dilakukan secara langsung maupun lewat  Platform Merdeka Mengajar.