Mohon tunggu...
Shaiqul Umam
Shaiqul Umam Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah SD 9 Tanjungrejo

Kepala Sekolah muda yang suka mengabadikan seluruh kegiatan sekolah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Optimalisasi Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah Dasar

7 Mei 2024   22:14 Diperbarui: 7 Mei 2024   22:33 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi Kegiatan SD 9 Tanjungrejo

Pembelajaran berdiferensiasi sedang didengung-dengungkan saat ini. Pembelajaran berdiferensiasi adalah teknik pembelajaran di mana guru menggunakan berbagai model pembelajaran, sumber belajar, dan instrumen penilaian untuk memenuhi kebutuhan individual setiap siswa sesuai dengan kebutuhan mereka. 

Kebutuhan tersebut dapat berupa gaya belajar, minat, dan pemahaman awal tentang materi yang akan dipelajari. Pembelajaran berdiferensiasi ini sesuai dengan aliran behavioristik dan kognitif. 

Menurut aliran behavioristik, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indra dengan kecenderungan untuk bertindak. Belajar juga bisa disebut dengan hubungan antara stimulus dan respon. 

Dengan demikian, proses belajar sangat tergantung pada adanya rangsangan atau stimulus yang muncul dari luar diri atau yang kita kenal dengan faktor lingkungan. Proses belajar dapat dipelajari dari kegiatan yang dapat dilihat. 

Sedangkan pada aliran kognitif, belajar adalah kegiatan mental yang ada dalam diri setiap individu. Kegiatan mental ini memang tidak dapat dilihat secara nyata, akan tetapi sesuatu yang ada dalam diri itulah yang bisa menggerakkan seseorang mencapai perubahan tingkah laku.

Konsep pembelajaran berdiferensiasi ini sungguh menarik. Tetapi menjadi tantangan baru bagi guru. Pembelajaran berdiferensiasi menuntut guru menghadirkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. 

Konsep yang baik ini ternyata tidak mudah dilaksanakan di sekolah. Setidaknya ada tiga kendala yang menyebabkan pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi ini kurang optimal.

Alasan pelaksanaannya kurang optimal karena pembelajaran berdiferensiasi ini tergolong hal baru di kalangan guru. Pertama, guru belum memahami konsep pembelajaran berdiferensiasi. 

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang bisa mengakomodasi seluruh kebutuhan siswa. Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda. Guru dituntut mengetahui minat, gaya belajar dan tingkat kemampuan siswanya. Untuk mengetahui karakteristik siswa ini, guru melaksanakan asesmen diagnostik di awal tahun pembelajaran. 

Kedua, jika guru sudah paham, selanjutnya mereka masih kesulitan dalam merencanakan kegiatan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam pembelajaran berdiferensiasi ada empat aspek pembeda yang berada dalam kendali guru yaitu: konten, proses, hasil dan lingkungan belajar. Jika aspek konten yang ingin dibedakan maka guru harus menyediakan sumber belajar yang beragam serta disajikan dalam bentuk yang beragam pula. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun